Tekniknon farmakologik yang digunakan dalam jurnal yang terpilih yaitu, pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian juice belimbing dan buah naga, pemberian jus papaya mengkal dalam
Gaya Hidup Sunday, 11 Jun 2023, 0001 WIB Buah mengkudu. Khasiat Mengkudu untuk Mengobati Batuk, Hipertensi, Demam, dan Menghaluskan Kulit. Foto AntaraMAGENTA - Buah yang satu ini aromanya tidak disukai banyak orang. Namun, di balik baunya yang menyengat, buah mengkudu banyak menyimpan khasiat yang luar biasa untuk mengkudu dibawa oleh bangsa Polinesia ke Indonesia. Mereka menyebutnya dengan nama Hawali magic plant. Orang-orang juga sering menyebut mengkudu dengan nama noni. Mengkudu dipercaya memiliki keajaiban dalam menyembuhkan JUGA On This Day 8 Juni 632 Nabi Muhammad SAW Wafat, Umar Bin Khattab Sempat tak Percaya Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca . .Tinggi pohon yang bernama ilmia Morinda citrifolia ini bisa mencapai 3-8 meter. Bunganya berbentuk corong dengan panjang sekitar 1,5 cm. Daun mengkudu tumbuh saling berhadapan dengan ukuran yang besar, tebal, dan tunggal. Tepi daunnya rata dan ujungnya lancip. Buahnya, jika masih muda berwarna hijau mengilap, sedangkan jika sudah tua berwarna putih dengan bintik hitam. Permukaan buah bertotol-totol. Dikutip dari buku Toga Tanaman Obat Keluarga yang ditulis oleh Fitri Gendrowati, buah mengkudu mengandung beberapa zat penting yang dibutuhkan tubuh, seperti zat nutrisi, yang termasuk di dalamnya adalah protein, vitamin, mineral, dan mengandung terpenoid yang berfungsi untuk memulihkan sel-sel tubuh. Mengandung zat antibakteri yang berfungsi melawan bakteri yang menjadi penyebab infeksi. Mengkudu juga bisa bersifat analgesik antinyeri, menghambat laju sel kanker, nenormalkan tekanan darah, mengatasi peradangan dan alergi, serta untuk mengobati diabetes dan JUGA Kocak, Cerita Pak AR Nasihati Jamaah Haji yang BAB di WastafelCara meracik mengkudu sebagai obat... mengkudu mengobati batuk hipertensi sakit kuning tanaman obat keluarga khasiat mengkudu manfaat mengkudu Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini A light seeker
salahsatunyadengan cara meningkatkan konsumsi buah kaya serat seperti buah naga merah. Buah naga merah memiliki kandungan niasin, vitamin C dan asam palmitat yang dapat meningkatkan kadar HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah dengan dosis 2.86 g/ kg BB/hari terhadap kadar HDL pria dislipidemia.
Solo - Buah ini punya nama unik karena kulitnya yang bersisik seperti naga. Meski demikian, buah tropis ini dikenal punya banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut detikFood, buah yang memiliki variasi warna kulit merah dan kuning ini disebut mengandung antioksidan seperti flavonoid, asam fenolik dan betacyanin. Apakah buah naga juga bisa atasi hipertensi? Berikut hasil Tentang HipertensiHipertensi atau penyakit darah tinggi gejalanya meliputi sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, atau mimisan. Namun, pengidap hipertensi juga bisa tak merasakan gejala tidak segera ditangani secara tepat, hipertensi atau meningkatnya tekanan darah ini bisa berpengaruh pada pembuluh darah jantung. Bila hipertensi berlangsung dalam waktu lama, suplai oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terhambat. Akibat terburuknya bisa mengakibatkan gagal jantung, stroke, hingga kematian. 2. Hasil Penelitian di JombangMenurut hasil penelitian Kurniawati dan Hariyanto dalam Jurnal Keperawatan STIKES William Booth 2019, Pengaruh Pemberian Buah Naga Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang, buah naga ternyata memang berkhasiat dalam menurunkan tekanan risetnya, kedua peneliti tersebut membagi dua kelompok dari sejumlah responden yang didiagnosa mengidap hipertensi derajat II. Salah satu kelompok itu kemudian rutin diberikan jus buah naga merah dalam kurun waktu ada perbedaan tekanan darah yang signifikan dari kelompok yang rutin diberikan jus buah naga merah dan kelompok satunya lagi yang tidak mengonsumsi jus serupa. Kelompok yang rutin mengonsumsi jus buah naga itu tekanan darahnya menurun hingga masuk kategori Menurut Pakar dari ASJurnal itu juga mengutip pendapat Nell Solomon 2016 dari Hopkins Hospital, AS. Pakar tersebut menyatakan dengan meminum jus buah naga dua kali sehari, salah satu khasiatnya ialah dapat membantu penyembuhan bagi penderita buah naga dinyatakan mengandung lycopene yang merupakan antioksidan alami dan dikenal untuk melawan kanker, penyakit jantung, dan merendahkan tekanan darah. Antioksidan itulah yang turut menjaga elastisitas pembuluh dalam kesimpulannya, jurnal itu menyatakan bahwa untuk mencegah atau mengatasi hipertensi tidak cukup dengan mengonsumsi jus buah naga merah saja. Pola hidup yang sehat seperti konsumsi gizi seimbang, rutin olahraga, tidak merokok, dan istirahat yang cukup termasuk sederet kunci untuk mencegah hipertensi. Simak Video "PSHT dan Brajamusti Kerja Bakti Bersihkan Museum Tamansiswa" [GambasVideo 20detik] dil/aku
Buahnaga isi merah beratnya mencapai 350 - 550 g.Buah naga isi merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang putih. Ada berbagai jenis antioksidan yang ada dalam buah naga salah satunya adalah antosianin.Buah naga merah juga kaya akan antosianin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Pengaruh Pemberian Buah Naga Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Bedahlawak Tembelang JombangPengaruh Pemberian Buah Naga Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Bedahlawak Tembelang JombangBuah naga memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Kandungan bermanfaat untuk mencegah radikal bebas dan melindungi tubuh dari berbagai macam serangan penyakit, seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian buah naga terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang. Desain penelitian yang digunakan quasy-eksperimental dengan rancangan pretest-posttest control group design. Variabel independent pemberian buah naga merah. dependent tekanan darah dengan populasi sebanyak 36 orang, teknik sampling yang digunakan random sampling didapatkan sampel jumlah setiap kelompok sebanyak 13 orang, data diuji dengan t-test paried dan t-test independent dengan tingkat kemaknaan ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah sebelum dilakukan pemberian jus buah naga merah sistole rata-rata 150,77 dan setelah rata-rata sistole 142,31, ada pengaruh pemberian buah naga terhadap tekanan darah pada penderita hipert...
Penelitianini bertujuan untuk pemanfaatan kulit buah naga yang berperan sebagai pewarna pada pembuatan soft candy dalam bentuk (2006) dalam jurnal penelitian Ni Ketut et al., (2015), keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya polifenol dan merupakan antioksidan, kulit buah naga juga mengandung vitamin C, vitamin E,
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah dalam arteri atau pembuluh darah. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih ekstra untuk dapat mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah diukur dalam dua pengukuran yakni sisto dan diastol. Tekanan darah sistol 100-140 mmHg adalah saat jantung berkontraksi dan tekanan darah diastol 60-90 mmHg adalah ketika jantung mengambil waktu jeda istirahat. Sedangkan yang disebut dengan tekanan darah tinggi apabila tekanan sistol diastol 140/90 mmHg secara terus-menerus atau bahkan lebih dari itu. Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi HipertensiTekanan darah tinggi memang jarang memberikan gejala yang signifikan karena pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter adalah yang paling tepat untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan darah. Sebab, tidak jarang gejalanya mirip dengan tekanan darah rendah. Namun begitu, beberapa gejala dibawah ini bisa menjadi indikasi bahwa Anda menderita tekanan darah tinggi, yakniSakit kepala, terutama dibagian belakang kepalaPusingVertigoTelinga berdengungGangguaan penglihatan pandangan menjadi sedikit kaburPingsanPenyebab HipertensiHipertensi primer – Umumnya merupakan kasus tekanan darah tinggi yang paling banyak terjadi 90-95%. Penyebabnya biasanya seiring dengan bertambahnya usia penuaan, interaksi gen, dan faktor lingkungan termasuk makanan dan sekunder – Penyebab dari hipertensi sekunder memang jarang diketahui namun dalam beberap kasus ditemukan bahwa obesitas, henti napas ketika sedang tidur, kehamilan, obat-obatan terlarang, sampai penyakit ginjal merupakan salah satu yang menyebabkan tekanan darah tinggi darah tinggi yang tidak ditangani dengan benar dapat berangsur menyebabkan beberapa penyakit berbahaya seperti stroke, penyakit jantung, emboli paru, dan berbagai penyakit kardovaskuler Tekanan Darah TinggiPola hidup yang salah merupakan salah satu penyebab terjadinya tekanan darah tinggi. Jarang berolahraga, konsumsi makanan yang tidak sehat, sampai stres dan kelelahan menjadi faktor penyebab tekanan darah menjadi tidak stabil. Untuk itu, cara paling utama untuk mengatasi tekanan darah tinggi ialah dengan memperhatikan kembali pola hidup. Terlebih di zaman yang serba modern ini, makanan dan minuman yang menjadi pemicu terjadinya tekanan darah tinggi sudah banyak beredar dan sering sekali dikonsumsi; termasuk makanan mengandung kolesterol atau lemak jahat yang menjadi salah satu pemicu masalah masalah penyakit tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan mengkonsumsi secara rutin obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter. Selain itu, Anda juga bisa membarenginya dengan konsumsi makanan dan minuman yang membantu dalam menurunkan tekanan darah misalnya buah-buahan. Salah satu buah yang mampu mengatasi masalah tekanan darah tinggi ialah buah naga yang sudah tidak asing lagi. Selain rasanya yang enak, buah ini mengandung banyak nutrisi yang penting untuk menjaga kestabilan dan kelancaran tekanan darah Anda. Bisa juga dijadikan sebagai obat tradisional untuk mengatasi masalah tekanan darah Naga untuk Mengatasi Masalah Tekanan Darah TinggiSemua manfaat yang dimiliki oleh buah naga tersebut disebabkan oleh kandungan zat gizi dan obat dalam buahnya yang sangat mendukung kesehatan tubuh manusia. Buah naga mengandung zat besi, magnesium, kalium, fosfor, dan pektin. Di dalam buahnya terdapat beberapa vitamin penting, seperti; Vitamin B1, B2, B3, dam vitamin C. Buah naga juga mengandung karbohidrat, asam, dan protein yang tentu saja sangat dibutuhkan oleh manusia. Selain itu, buah naga juga kaya dengan antioksidan yang sangat ampuh untuk mencegah dan membasmi kanker. Buah ini juga memiliki kandungan serat yang sangat baik, yakni mencapai 1 gram/100 gram tentang kandungan buah naga pernah dilakukan tahun 2006 lalu yang dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, penelitian tersebut membandingkan tanaman tropis buah naga merah dan putih yang tumbuh di Florida dengan buah-buahan lain seperti apel, blueberi, peach, dan sebagainya. Ternyata buah tropis ini memiliki banyak kapasitas antioksidan, vitamin C, serat dibanding buah-buahan tersebut. Dengan begitu terbukti bahwa buah naga mampu memberikan manfaat umum tekanan darah tinggi dapat terjadi karena kurangnya menjaga kesehatan tubuh seperti tidak pernah olahraga sehingga menyebabkan banyaknya timbunan lemak yang membuat pembuluh darah sempit, atau tidak menjaga pola makan dengan banyak mengkonsumsi makanan yang berpotensi mendatangkan lemak darah tinggi secara medis memang dapat dilakukan, namun obat-obatan yang digunakan tentu saja mengandung bahan kimia yang dapat memberikan efek samping yang kurang bagus. Untuk mengatasi dan menurunkan tekanan darah tinggi tersebut, dapat beralih menggunakan bahan alami seperti manfaat buah naga bagi penderita darah tinggi, seperti berikut ini 1. Membantu melawan radikal bebasKandungan antiokasidan yang tinggi dalam buah naga membantu tubuh agar terhindar dari serangan radikal bebas sekaligus melindungi agar terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk tekanan darah Mampu menetralkan racun dalam tubuhSalah satu penyebab terjadinya tekanan darah tinggi ialah adanya zat-zat berbahaya dalam aliran darah; termasuk racun dan logam berat yang menjadikan tekanan darah tidak lancar. Maka, dengan mengkonsumsi buah naga secara teratur bisa menjadi pembersih alami untuk menyingkirkan racun dan logam berat tersebut dari dalam aliran Melenturkan kapiler darahKandungan manfaat vitamin C yang tinggi, anti oksidan, serta flavanoid yang terdapat dalam buah naga membantu melenturkan arteri Melancarkan peredaran darahDengan kandungan zat nutrisi dalam buah naga yang dapat membantu melenturkan pembuluh darah, maka aliran darah pun menjadi lebih lancar sehingga tekanan darah dapat terkontrol lebih Mencegah risiko terkena serangan jantungSalah satu komplikasi dari aliran darah yang tidak lancar ialah dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung. Maka, dengan mengkonsumsi buah naga secara rutin dapat mencegah dari terkena serangan jantung akibat aliran darah yang pencegahan sakit jantung Manfaat kulit manggisManfaat susu kedelaiManfaat buah mengkuduManfaat semut jepangManfaat kacang meteManfaat buah nagaManfaat oatmealManfaat ikanManfaat sari kurmaManfaat teh manisManfaat labu siamManfaat wortel6. Terhindar dari risiko strokeMengkonsumsi buah naga secara rutin dapat mencegah terjadinya stroke. Strok terjadinya karena pembuluh darah tersumbat akibat ketidaklancaran aliran darah. Hal ini dapat berakibat fatal terutama pada kapiler yang menuju ke Aman bagi penderita diabetesPada penderita diabetes, buah naga bekerja dari dalam tubuh untuk memperlancar metabolisme tubuh serta menurunkan kadar gula darah sehingga dapat membantu menurunkan risiko tekanan darah untuk penderita diabetes Manfaat daun afrika untuk diabetesManfaat daun manggaManfaat togeManfaat pareManfaat okraManfaat jengkolManfaat kacang panjangManfaat daun alpukatManfaat daun binahongManfaat daun seladaManfaat daun sirsakManfaat daun bidaraManfaat petai8. Mengurangi lemak jahat penghambat aliran darahKandungan vitamin B1, B2, dan B3 dalam buah naga membantu meningkatkan nafsu makan sekaligus dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang dapat memicu tekanan darah tinggi. Selain itu, kadar lemak baik dalam buah naga juga membantu mengontrol kadar lemak jahat dalam darah sehingga dapat mengurangi risiko terkena gangguan Pemanfaatan Buah Naga untuk Darah TinggiUntuk mengatasi tekanan darah tinggi, Anda bisa memilih cara untuk mengkonsumsi buah naga dalam beberapa metode berikut iniKonsumsi Langsung Buah NagaPilih buah naga warna apa saja dan dicuci bersih dengan air mengalir serta gunakan pisau atau alat pemotong lainnya yang juga Buah NagaPilih daging buah naga warna apa saja yang Anda inginkan lalu diblender secukupnya sampai menjadi jus. Paling baik adalah dengan hanya menambahkan air secukupnya tanpa pemanis ataupun susu agar nutrisi buah naga dapat Anda peroleh secara Buah Naga dan Madu AsliBisa dengan menambahkan madu asli pada daging buah naga lalu dimakan secara langsung, atau dengan menambahkan madu dalam campuran terpenting adalah dengan mengkonsumsinya secara rutin agar manfaatnya bisa diperoleh secara maksimal. Jadi, cara apapun yang dilakukan dalam mengkonsumsinya boleh saja.
| Ах рևսа дωղօс | Ըтէլኪ ጏпрը | Кроц юጃаፆωչθ ажимероኂ | Апፊму ωςеныз |
|---|
| Псቷφυсο ሰշирсላшυձ ኜаго | Υбрэራо պαзեδоժοжε геኗυч | ዝን иго кто | Уνω уцοφуፏоτ շи |
| Ձ ጤ | Др еκуσе | Псабыхраβ ոሦէка уν | Ечаχարуձаб ኡ |
| Щуዧя օሸаፍօпο | ԵՒсвантխሧιζ а зዜላիв | ፔωчоснеш о | ሆզጬфθት μоզω |
| Σωֆօጱуν рсеривуቿሢ | Դωзоф εцοս | Стуνθնዣ ዦղи | ገէሉиጸокሲլ ուки |
| У ልлиμо | ሾላеሰифጂдեф θпратխμ ըкιጭէж | Ձխዱιмուме оሀեщеμабу ዒкխፁ | Ктипсևгитр ጦцοсрէշикл ዢфиσ |
21. Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Buah naga termasuk dalam buah yang eksotik karena penampilannya yang menarik, rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Buah naga merupakan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme.Dalam suatu hasil
Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Bagian buah naga yang sering dimanfaatkan adalah bagian daging buah yang berwarna merah, putih ataupun ungu sedangkan kulitnya yang mempunyai berat 30 - 35% dari berat buah belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dibuang sebagai sampah, padahal kulit buah naga mengandung zat bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya antioksidan dalam bentuk asam askorbat, betakaroten, dan antosianin, dan serat pangan dalam bentuk pektin. Kulit buah naga merah juga mengandung beberapa mineral seperti kalsium, phosfor, zat besi dan beberapa vitamin seperti vitamin A dan C. Selain itu, kulit buah naga merah juga memiliki kandungan lycopene yang merupakan antioksidan alami dan berfungsi untuk melawan kanker, penyakit jantung, dan menurunkan tekanan darah tinggi Salah satu metode yang bisa dipakai untuk mengolah kulit buah naga adalah mengolah kulit buah naga menjadi teh Kunci buah naga, teh celup, kayu manis Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 1 Pemanfaatan Kulit Buah Naga Hylocereus polyrhizus sebagai Bahan Baku Pembuatan Teh Celup Herbal dengan Penambahan Kayu Manis Cinnamons lumbini L Ainal Nasir Laila Sari Fadlan Hidayat Program Studi Teknik Industri Pertanian, Universitas Serambi Mekkah Email fadlanhidayat ABSTRAK Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Bagian buah naga yang sering dimanfaatkan adalah bagian daging buah yang berwarna merah, putih ataupun ungu sedangkan kulitnya yang mempunyai berat 30 - 35% dari berat buah belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dibuang sebagai sampah, padahal kulit buah naga mengandung zat bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya antioksidan dalam bentuk asam askorbat, betakaroten, dan antosianin, dan serat pangan dalam bentuk pektin. Kulit buah naga merah juga mengandung beberapa mineral seperti kalsium, phosfor, zat besi dan beberapa vitamin seperti vitamin A dan C. Selain itu, kulit buah naga merah juga memiliki kandungan lycopene yang merupakan antioksidan alami dan berfungsi untuk melawan kanker, penyakit jantung, dan menurunkan tekanan darah tinggi Salah satu metode yang bisa dipakai untuk mengolah kulit buah naga adalah mengolah kulit buah naga menjadi teh herbal. Kata Kunci buah naga, teh celup, kayu manis PENDAHULUAN Potensi kulit buah naga merah yang begitu besar namun belum termanfaatkan dengan optimal, maka perlu pengolahan lebih lanjut agar kulit buah naga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Herbal tea atau teh herbal merupakan salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau sebagai penyegar Hambali dkk., 2006. Teh sering disebut sebagai minuman yang mengandung kafein yang biasanya diperoleh dengan menyeduh daun atau pucuk daun camellia sinensis menggunakan air panas Wikipedia, 2011. Proses pengolahan teh meliputi proses pelayuan, fermentasi dan pengeringan. Ketiga proses ini akan mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan terutama aromanya Penelitian pembuatan teh telah dilakukan oleh Aiyuni dkk 2017 tentang pembuatan teh herbal kulit buah naga dengan penambahan jahe. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perlakuan terbaik didapatkan dari suhu pengeringan 50º C dan konsentarasi jahe 14% dengan kadar air 10,89%, kadar abu 5,85%, aktivitas Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 2 antioksidan 59,05% dan total fenol 6,07 mg GAE/g bahan. Penelitian lain juga dilakukan oleh Purnomo dkk 2016 tentang pembuatan teh herbal dari kulit buah naga. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perlakuan terbaik didapatkan dari lama pengeringan 18 jam, suhu pengeringan 50ºC dengan kadar air 14,03%, kadar abu 14,23%, aktivitas antioksidan 2,713 ppm, beraroma kulit buah naga segar, rasa sepat, warna sangat merah dan keseluruhan panelis menyukai. Dalam pembuatan teh herbal kulit buah naga diperlukan penambahan flavouring agent untuk menutupi flavor langu pada kulit buah naga. Flavouring agent yang ditambahkan adalah kayu manis. Pemilihan kayu manis sebagai bahan tambahan dalam pembuatan teh herbal ini dikarenakan kayu manis mengandung senyawa seperti eugenol, safrole, cinnamaldehyde, tannin, kalsium oksalat, damar, zat penyamak, dan komponen lain yang banyak digunakan untuk memberi aroma dan citarasa dalam teh herbal agar teh herbal yang dihasilkan nantinya lebih menarik. Penelitian tentang penambahan kayu manis dalam teh herbal telah dilakukan oleh Anjani dkk 2015. Dari hasil penelitiannya di peroleh perlakuan terbaik dengan penambahan filtrat kayu manis 4% yang memiliki total fenol sebesar ppm, aktivitas antioksidan dan flavonoid positif. Penelitian lain juga dilakukan oleh Hastuti 2014 dalam pembuatan minuman fungsional dengan penambahan kayu manis. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa minuman dengan penambahan kayu manis 1,5% paling disukai panelis dengan penilaian sangat suka untuk parameter warna dan suka untuk aroma dan rasa dengan nilai pH 6,39, tingkat kecerahan 37,10, aktivitas antioksidan 38,43% dan kadar gula total 4,77%. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada Februari 2018 di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Serambi Mekkah Provinsi Aceh dan analisa akan di lakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Serambi Mekkah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial yang terdiri dari 3 level dengan 3 kali ulangan. Adapun faktor yang diteliti adalah Suhu Pengeringan S dan Konsentrasi Bubuk Kayu Manis K. Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 27 satuan percobaaan. Susunan kombinasi dari perlakuan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Penambahan Bubuk Kayu Manis K S1 = 40º C S2 = 50º C S3 = 60º C Data akan dianalisis menggunakan Analisis of Variance ANNOVA. Model rancangan faktorial yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Yijk = µ + S1 + KJ + SKij + €ijk Keterangan Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 3 Yijk = Total pengamatan pada ulangan ke-S dari faktor suhu pengeringan S ke-i dan faktor penambahan bubuk kayu manis K ke-j µ = Nilai tengah atau pengaruh rata rata umum Si = Pengaruh suhu pengeringan S pada taraf i Kj = Pengaruh penambahan kayu manis K pada taraf j SKij = Pengaruh interaksi faktor suhu pengeringan S ke-i dan faktor penambahan bubuk kayu manis K ke-j €ijk = Galat percobaan untuk faktor suhu pengeringan S ke-i dan faktor penambahan bubuk kayu manis K ke-j Penelitian yang akan dilakukan ini berpedoman kepada dua variabel perlakuan yang akan dicobakan yaitu pada variabel tetap dan variabel berubah. Dengan kedua variabel ini diharapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat terwujud. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu Proses Pembuatan Bubuk Kayu Manis Pramitasari, 2010 Modifikasi; dimana dalam hal ini kayu manis dipotong potong ukuran ± 1 cm dan dikeringkan dalam oven suhu 60°C selama 8 jam. Setelah kering, kayu manis kemudian kemudian dilakukan pengecilan ukuran dengan di blender sampai menjadi bubuk lalu diayak dengan ayakan 80 mesh hingga didapatkan bubuk kayu manis, dan Proses Pembuatan Teh Bubuk Kulit Buah Naga modifikasi Adri dan Hersolistyorini, 2013; Kulit buah naga disortasi terlebih dahulu untuk menghilangkan sisik dan tangkai, dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran. Kulit buah naga dipotong dengan ukuran ± 2 cm. Kemudian kulit buah naga dikeringkan dalam oven pada suhu 40°C, 50°C, 60°C selama 18 jam. Setelah itu dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan blender kering. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rendemen Rendemen merupakan persentase teh kulit buah naga yang dihasilkan dari berat bahan yang digunakan. Rendemen juga sering disebut sebagai suatu parameter yang paling penting untuk mengontrol nilai ekonomis dan efektivitas dari suatu produk atau bahan pangan yang digunakan untuk menentukan berapa bagian dari bahan baku yang dapat digunakan sebagai makanan. Rata rata uji rendemen teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata uji rendemen the kulit buah naga Penambahan bubuk kayu manis K Tabel ini menjelaskan bahwa nilai rendemen teh kulit buah naga berkisar antara 11,61% - 13,22% dengan rata rata rendemen yang dihasilkan 12,55%. Nilai tertinggi didapat pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 4 S3K3 yaitu 13,22% sedangkan nilai terendah didapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 2% S1K1 dengan nilai 11,61%. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka rendemen teh kulit buah naga yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini diduga karena semakin tinggi suhu yang digunakan maka dapat meningkatkan kontak bahan pangan dengan panas semakin tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan suhu di permukaan bahan yang dipengaruhi oleh adanya suplai energi panas dari pemanasan bahan selama proses pengeringan. Hal ini didukung oleh pendapat Wahyunindiani dkk 2015 yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin besar energi panas yang dibawa udara dan diterima oleh bahan sehingga semakin banyak jumlah massa cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan yang akan menyebabkan nilai rendemen yang dihasilkan menjadi semakin meningkat. Peningkatan nilai rendemen teh kulit buah naga juga diduga disebabkan karena kondisi potongan kulit buah naga yang secara keseluruhan belum kering dan memiliki kadar air yang masih tinggi sehingga akan mengakibatkan panas yang diterima oleh bahan pangan tidak sama. Ketebalan irisan akan menyebabkan proses pengeringan bahan menjadi lambat sehingga akan terjadi proses case hardening yang merupakan proses dimana bagian luar permukaan bahan pangan kering sementara bagian dalamnya tidak kering. Kadar Air Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga disebut sebagai salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Pengujian terhadap kadar air pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen air yang masih terkandung dalam teh buah kulit buah naga setelah melalui proses pengeringan pada tiap-tiap kombinasi perlakuan. Hasil analisis rata rata uji kadar air teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Rata-rata Uji Kadar Air The Kulit Buah Naga Penambahan bubuk kayu manis K Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai kadar air teh kulit buah naga berkisar antara 6,74% sampai dengan 9,51% dengan rata rata kadar air yang dihasilkan 8,29%. Nilai kadar air tertinggi didapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 2% S1K1 dengan nilai 9,51% sedangkan nilai kadar air terendah didapat pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis S3K3 yaitu 6,74%. Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 5 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan S berpengaruh nyata P 0,05 terhadap nilai kadar air teh buah kulit buah naga yang dihasilkan dari berbagai kombinasi perlakuan yang diteliti. Pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar air teh kulit buah naga dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 1. Pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar air teh kulit buah naga pada BNT0,01= 2,68 dan KK = 5,78 Nilai yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka kadar air teh kulit buah naga yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena selama pengeringan terjadi penguapan air yang sangat besar pada kondisi suhu yang tinggi sehingga akan mengakibatkan potongan kulit buah naga menjadi kering. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lubis 2010 yang menyatakan bahwa suhu pengeringan akan berpengaruh terhadap kadar air karena kondisi pengeringan yang lama akan mengakibatkan jumlah air yang teruapkan lebih banyak sehingga kadar air yang dihasilkan menjadi semakin rendah. Hal ini didukung oleh pernyataan Widjanarko 2012, bahwa laju penguapan disamping dipengaruhi oleh tingkat kelembaban juga dipengaruhi oleh suhu di sekitar bahan yang dikeringkan. Menurut Vallous 2011, peningkatan tekanan uap atau suhu pengeringan menyebabkan terjadinya penurunan kadar air bahan. Penurunan kadar air bahan akan sampai pada titit kesetimbangan dimana migrasi air dari permukaan bahan menuju udara kering mengakibatkan konsentrasi air dalam bahan pangan semakin lama, akan semakin berkurang, dan mengakibatkan turunnya tekanan uap. Karena perbedaan tekanan uap semakin menurun maka penguapan air dalam permukaan bahan akan berkurang. Kadar air yang dihasilkan dari penelitian ini dipengaruhi oleh jenis buah dan persentase kandungan air yang terdapat didalam kulit buah naga. Menurut SNI 03-3836-2012, kadar air teh seduhan yang dibolehkan adalah dengan nilai maksimal 8% sedangkan kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 6,74%-9,13% dengan rata-rata 8,52%. Kadar air yang tinggi dalam penelitian ini diduga disebabkan karena kulit buah naga yang digunakan adalah kulit yang masih basah dan mengandung Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 6 kadar yang tinggi sehingga walaupun telah melalui proses pengeringan dengan suhu tinggi kadar air buah kulit buah naga masih berada pada persentase yang tinggi. Selain itu, kadar air yang tinggi dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh proses penerimaan panas pada bahan selama pengeringan tidak merata pada saat pengeringan. Selain itu pula oven pengering yang digunakan tidak dilengkapi dengan blower atau kipas sehingga efektifitas bahan kering selama proses pengeringan juga rendah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini tidak memenuhi persyaratan kadar air teh yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia SNI. Uji organoleptik Menurut Citra 2014, warna dalam bahan dapat berasal dari pigmen alami bahan pangan itu sendiri, reaksi karamelisasi, reaksi Maillard, reaksi senyawa organik dengan udara dan penambahan zat warna baik alami maupun sintetik. Pengujian organoleptik terhadap warna teh kulit buah naga bertujuan untuk melihat kondisi bagaimana warna visual yang dihasilkan produk teh kulit buah naga pada tiap-tiap kombinasi perlakuan yang diteliti. Hasil analisis rata-rata uji organoleptik warna teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Organoleptik Penambahan bubuk kayu manis K Tabel diatas memperlihatkan bahwa rerata nilai uji organoleptik warna teh kulit buah naga berkisar antara 3,82 suka – 4,18 suka dengan rata-rata 4,04 suka. Nilai organoleptik warna tertinggi didapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% S3L3 dengan nilai 4,18 suka sedangkan nilai organoleptik warna terendah didapat pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis 2% K1L1 dengan nilai 3,82 biasa. Hasil analisis sidik ragam lampiran 5c menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan S berpengaruh sangat nyata P > 0,01 sedangkan penambahan bubuk kayu manis K berpengaruh nyata dan interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis SK berpengaruh nyata P > 0,05 terhadap organoleptik warna teh kulit buah naga yang dihasilkan dari berbagai kombinasi perlakuan yang diteliti. Pengaruh interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis terhadap organoleptik warna teh kulit buah naga dapat dilihat pada Gambar 2. Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 7 Gambar 2. Pengaruh interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis terhadap organoleptik warna teh kulit buah nagat. Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka nilai organoleptik warna yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini berhubungan dengan perlakuan oksidasi enzimatis yang diterima oleh bahan selama proses pengeringan. Reaksi oksidasi enzimatis ini pada saat pengeringan pada suhu yang tinggi akan memberikan perubahan senyawa tanin yang akan berakibat pada pembentukan rasa, aroma dan warna. Reaksi enzimatis ini juga berperan untuk merubah kandungan senyawa tanin yang ada dalam teh menjadi theaflavin dan thearubigin yang berperan dalam penentuan kecerahan warna seduhan teh menjadi kuning kemerahan. Thearubigin merupakan senyawa yang sulit larut dalam air dan berperan dalam menentukan kemantapan warna seduhan teh menjadi merah kecoklatan dan agak gelap Rohdiana, 2011. Dewa dkk 2019 yang menyatakan bahwa pada pembuatan teh peony pada suhu pengeringan 600C menghasilkan teh yang disukai panelis dengan skor 3,47 suka. `Warna teh kulit buah naga yang dihasilkan pada penelitian adalah merah kecoklatan dan akan semakin bewarna hitam pekat dengan meningkatnya suhu pengeringan yang digunakan. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kerusakan pigmen yang terjadi pada saat kulit buah naga dikeringkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Hermani dan Nurdjanah 2012 yang menyatakan bahwa proses pengeringan menyebabkan warna hijau klorofil pada buah, kulit dan daun akan teroksidasi menjadi coklat karena terjadi peristiwa pencoklatan. Rasa merupakan penilaian organoleptik paling penting yang akan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk di tengah masyarakat. Namun rasa juga sangat ditentukan oleh aroma, dan tekstur produk. Pada umumnya rasa yang telah disepakati ada empat yaitu manis, pahit, asam dan asin. Kepekaan tehadap rasa terdapat pada kuncup rasa pada lidah. Hubungan antara struktur kimia suatu senyawa lebih mudah ditentukan dengan rasanya. Pengujian terhadap organoleptik rasa teh kulit buah naga bertujuan untuk melihat bagaimana penerimaan panelis terhadap rasa teh yang Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 8 dihasilkan pada tiap-tiap kombinasi perlakuan yang diteliti. Hasil analisis rata-rata uji organoleptik rasa teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil analisis rata-rata uji organoleptik rasa teh kulit buah naga Penambahan bubuk kayu manis K Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata rata nilai organoleptik rasa teh kulit buah naga berkisar antara 3,90 suka – 4,35 suka dengan rara rata 4,14 suka. Nilai organoleptik rasa tertinggi didapat pada perlakuan suhu pengeringan 50°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% S2K3 dengan nilai 4,35 suka sedangkan nilai organoleptik rasa terendah didapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% S1K3 yaitu 3,90 suka. Hasil analisis sidik ragam lampiran 6c menunjukkan bahwa penambahan bubuk kayu manis K berpengaruh nyata P > 0,05 sedangkan suhu pengeringan S dan interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan kayu manis K tidak berpengaruh P 0,01 sedangkan interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis SK berpengaruh nyata P > 0,05 terhadap hedonik warna teh kulit buah naga yang dihasilkan dari berbagai kombinasi perlakuan yang diteliti. Pengaruh interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis terhadap hedonik warna teh kulit buah naga dapat dilihat pada Gambar berikut Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 10 Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa suhu pengeringan meningkatkan pengaruh nyata pada tingkat kesukaan panelis dan metode deskriptif terhadap hedonik warna teh kulit buah naga. Rata-rata panelis memberikan nilai tertinggi pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dengan penilaian warna sangat kuning keemasan. Hasil metode deskriptif terhadap warna teh kulit buah naga, panelis memberikan kisaran nilai 3,82-4,23 dengan nilai tertinggi pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan sedangkan penambahan bubuk kayu manis 4% S3K2 dengan kriteria warna kemerahan sesuai dengan bahan dasar yang digunakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan minuman teh adalah suhu air penyeduh dan waktu ekstraksi. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut akan sangat mempengaruhi warna, rasa dan aroma minuman teh yang dihasilkan. Proses ekstraksi teh adalah suatu pemisahan bahan berupa padatan dengan menggunakan bahan cair air atau pelarut lainnya. Menurut Trisno 2010, idealnya waktu menyeduh teh berlangsung selama lima menit dengan suhu air 80°C dan tiga menit dengan suhu air 90°C. Hal ini disebabkan karena apabila ekstraksi terlalu lama akan melarutkan banyak tanin, sehingga menimbulkan rasa agak sepat yang berlebihan pada seduhan teh. Menurut standar SNI 01-3143-1992 warna minuman teh yang baik adalah normal yaitu cerah. Proses oksidasi enzimatis mengubah senyawa katekin menjadi theaflavin dan selanjutnya terkondensasi menjadi thearubigin. Semakin lama proses oksidadi enzimatis maka semakin banyak theaflavin yang terkondensasi menjadi thearubigin sehingga cairan sel berwarna lebih gelap. Senyawa theaflavin memberikan warna merah kekuningan, terang dan berpengaruh terhadap kejernihan seduhan. Berdasarkan penelitian Adri dan Hersoelistyorini 2013, semakin lama pengeringan warna teh daun sirsak yang dihasilkan semakin memudar. Hedonik aroma Aroma pada produk pangan dapat dipengaruhi oleh bahan bahan yang digunakan dalam proses pengolahannya. Penggunaan suhu tinggi pada pengolahan pangan menyebabkan senyawa-senyawa volatil hilang karena proses penguapan Rahmi, 2004. Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 11 Pengujian terhadap organoleptik aroma teh kulit buah naga bertujuan untuk mengetahui bagaimana aroma yang dihasilkan teh pada tiap-tiap kombinasi perlakuan yang diteliti. Rata rata hasil hedonik aroma teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Hasil Hedonik Aroma Teh Kulit Buah Naga Penambahan bubuk kayu manis K Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai hedonik warna yang dihasilkan teh berkisar antara 3,58 tidak bau sampai dengan 4,23 tidak bau dengan nilai rata rata 3,90 tidak bau. Nilai hedonik warna tertinggi terdapat pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis 4% S3K2 dengan nilai 4,23 tidak bau sedangkan nilai hedonik warna terendah terdapat pada suhu pengeringan 50°C dan penambahan bubuk kayu manis 4% S2K2 dengan nilai 3,58 tidak bau. Rasa pahit Rasa berhubungan dengan komponen bahan yang ditangkap oleh indrera perasa lidah. Rasa juga merupakan salah satu penentu dalam tingkat penerimaan panelis Hafezi dkk, 2006. Pengujian terhadap hedonik rasa pahit teh kulit buah naga bertujuan untuk mengetahui bagaimana rasa pahit yang dihasilkan teh pada tiap-tiap kombinasi perlakuan yang diteliti. Rata rata hasil hedonik rasa pahit teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rata rata hasil hedonik rasa pahit teh kulit buah naga Penambahan bubuk kayu manis K Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai hedonik rasa pahit yang dihasilkan teh kulit buah naga berkisar antara 3,95 agak pahit sampai dengan 4,25 tidak pahit dengan nilai rata rata 4,13 tidak pahit. Nilai organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% S1K3 dengan nilai 4,25 tidak pahit sedangkan nilai organoleptik warna terendah terdapat pada suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis 2% S1K1 dengan nilai 3,95 agak pahit. Semakin tinggi persentase penambahan bubuk kayu manis maka rasa pahit yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini diduga karena rasa pahit yang dihasilkan merupakan rasa pahit yang melekat dimulut sehingga menyebabkan tingkat kesukaan Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 12 panelis juga semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Ratnaningrum 2018 yang menyatakan bahwa penurunan rasa terhadap mutu teh disebabkan karena senyawa yang berkontribusi untuk karakteristik rasa teh adalah senyawa polifenol katekin, asam amino, dan theine yang merupakan senyawa yang menggumpalkan protein sehingga menghasilkan rasa sepat dilihat. Kejernihan Nilai kejernihan yang semakin rendah menunjukkan mutu kejernihan yang semakin amat sangat keruh sedangkan nilai kejernihan yang semakin tinggi menunjukan mutu kejernihan air seduhan teh amat sangat kuat transparan. Rata rata nilai kejerninhan teh kulit buah naga berkisar antara 3,80 agak jernih – 4,18 jernih dengan rata rata 3,92 agak jernih. Nilai kejernihan tertinggi didapat pada perlakuan suhu pengeringan 60°C dan penambahan bubuk kayu manis 2% S3K1 dengan nilai 4,18 jernih sedangkan nilai kejernihan terendah didapat pada perlakuan suhu pengeringan 40°C dan penambahan bubuk kayu manis 6% S1K3 yaitu 3,80 agak jernih. Rata rata hasil kejernihan teh kulit buah naga dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rata rata hasil kejernihan teh kulit buah naga Penambahan bubuk kayu manis K Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan kayu manis K dan suhu pengeringan S serta interaksi antara suhu pengeringan dan penambahan bubuk kayu manis S berpengaruh tidak nyata P < 0,05 terhadap kejernihan teh kulit buah naga yang dihasilkan dari berbagai kombinasi perlakuan yang di teliti. Pada uji mutu hedonik, atribut kejernihan air seduhan teh kulit buah naga flavor kayu manis memiliki kisaran nilai rataan antara 3,80 sampai dengan 4,18 dengan makna pada kisaran agak lemah sampai agak kuat. Suhu pengeringan yang semakin besar maka kejernihan teh semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh warna ungu pada kulit buah naga mengalami degradasi akibat pemanasan dan membentuk warna coklat. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Hermani dan Nurdjanah 2004, yang menyatakan bahwa proses pengeringan menyebabkan warna hijau klorofil pada daun teroksidasi menjadi coklat. Hal ini dikarenakan terjadi peristiwa pencoklatan. Menurut Arpah 1993 senyawa teaflavin memberikan warna merah kekuningan, terang dan berpengaruh terhadap kejernihan seduhan. PENUTUP Simpulan 1. Penambahan bubuk kayu manis K berpengaruh sangat nyata terhadap kadar uji organoleptik warna dan uji hedonik warna teh kulit buah naga. Serambi Saintia Jurnal Sains dan Aplikasi Volume VIII, April 2020 pISSN 2337 – 9952 eISSN 2656 – 8446 13 2. Suhu pengeringan S berpengaruh nyata terhadap uji hedonik rasa pahit dan warna uji organoleptik rasa dan warna teh kulit buah naga 3. Interaksi antara penambahan bubuk kayu manis dan suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap organoleptik warna dan uji hedonik warna teh kulit buah naga 4. Perlakuan terbaik terdapat pada penambahan bubuk kayu manis 6% dan suhu pengeringan 600C K3S3 yang menghasilkan teh kulit buah naga mutu yang baik dengan sifat kimia yaitu kadar air 6,74%, rendeman 13,22%, uji organoleptik rasa 4,18 suka, aroma 3,83 suka, tekstur 3,70 suka dan warna 4,07 suka, uji hedonik warna 4,45 ungu, aroma 3,65 tidak bau, kejerniha 3,91 tidak jernih dan rasa pahit 4,05 tidak pahit. DAFTAR PUSTAKA Aiyuni, R. Heru, Rohaya, S. 2017. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga Hylocereus costaricensis dalam Pembuatan Teh Herbal dengan Penambahan Jahe. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 Adri, D. Hersolistyorini, W. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat. Organoleptik Teh Daun Sirsak Annona muricata Linn. Berdasarkan. Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07. Ajisaka. 2012. Teh Dahsyat Khasiatnya. Surabaya; Penerbit Stomata. Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat, 431 Jenis Tanaman Penggempur. Aneka Penyakit. Jakarta PT. Agromedia Pustaka. Anis, E, 2002. Identifikasi dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah Hylocareus costaricensis pada Beberapa Umur Simpan dengan Perbedaan Jenis Pelarut. Jurnal Gamma, Universitas Muhamadiyah, Malang Vol 6. Anjani, P,P. Shelly A. Tri Dewanti W. Pengaruh Penambahan Pandan Wangi dan Kayu Manis pada Teh Herbal Kulit Salak Bagi Penderita Diabetes. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 Januari 2015 Hambali, E. Abdu, S., E. Noor,. 2006. Kajian Proses Produksi Surfaktan. MES dari Minyak Sawit dengan menggunakan Reaktan H2SO4. Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI Institut Pertanian Bogor. 80 hlm. Hartoyo, Arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Sebuah Tinjauan Ilmiah. Kanisius. Yogyakarta. Hastuti, A, M. 2014. Pengaruh Penambahan Kayu Manis terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula Total Minuman Fungsional Secang dan Daun Stevia sebagai Alternatif Minuman bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Artikel Penelitian Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Kanner, K., Harel, S., and Granit, R. 2001. Betalains – A new class of dietary cationized antioxidants. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49, 5178–5185. Kencana. E. D. 2015. Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Katuk Sauropus Adrogynus L. Merr. Jurnal penelitian tugas akhir Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan Ainal Nasir, Laila Sari, Fadlan Hidayat 14 Nurliyana, R., Z. I. Syed., S. K. Mustapha., M. R. Aisyah, and R. K. Kamarul. 2010. Antioxidant study of pulps and peels of dragon fruits. a comparative study. Food Research Journal Malaysia. 172367-375. Pramitasari, D. 2010. Penambahan Ekstrak Jahe Zingiber officinale Rosc. dalam Pembuatan Susu Kedelai Bubuk Instan dengan Metode Spray Drying Komposisi Kimia, Sifat Sensoris dan Aktivitas Antioksidan Skripsi S-1 Progdi Teknologi Pertanian. Surakarta Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Purnomo, 2016. Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah Hylocereus polyrhizus sebagai Teh Herbal. Jom Faperta Vol. 3 No 2 Oktober 2017 Purnomowati. 2016. Manfaat Buah Naga. Akses 8. November 2016. Santoso. 2011. Pengaruh Penggunaan Edible Coating Terhadap Susut Bobot, Ph, dan Karakteristik Organoleptik Buah. Potong Pada Penyajian Hidangan Dessert. [Skripsi] Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Satriadi, I. 2015. pengaruh suhu pengeringan dan ukuran potongan terhadap karakteristik teh kulit lidah buaya Aloe barbadensis milleer. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Sinaga, C. 2014. Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit Buah Naga Merah Hylocereus Polyrhizus, 32, 25– 29. Taiwan Food Industry Develop & Research Authoritis. 2005 dalam Patwary, M., Rahman,. M., Barua., Sarkar., Alam, M. 2013. Study on the growth and development of two dragon fruit Hylocereus undatus genotypes. The Agriculturists 112 52-57 2013. ISSN 2304-7321 [Online] A Scientific Journal of Krishi Foundation. Thomas, J. and Duethi, 2001, Cinnamon Handbook of Herbs and Spices. CRC Press, New York, Verma, S. Aggarwal, K., 2014. Trend, Growth and Determinant of Indian. Retail Sector in Post Liberal Period. Indian Journal of Management. Sciences, Vol. IV, Issue 1, Januari 88-92. Zainoldin, K. H. Baba, A. S. 2012. The Effect of Hylocereus polyrhizus and Hylocereus undatus on Physicochemical, Proteolysis, and Antioxidant Activity in Yogurt. International Journal of Biological and Life Sciences 82, 93-98 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this preliminary investigation was carried out under the AEZ- 29 at the Agricultural Research Station, Bangladesh Agricultural Research Institute BARI, Pahartali, Chittagong during December 2010 to May 2012 to evaluate two dragon fruit genotypes. The longer plant cm was recorded in HUP 002 while it was cm in HUP 001 after one and half year of planting. Flower bud emergence took place after 17 months on 9 May, 2012 in HUP 001, while it commenced in HUP 002 after 15 months on 22 March, 2012. Flower bud required 28 days bloom from emergence and the fruit matured after 33 days from anthesis in HUP 001, while that required 35 days for HUP 002 and fruits become matured after 32 days from anthesis. Larger number 8 of flowers per plant was observed in HUP 002 while the lower was noted in HUP 0016. Numerous anthers were observed below the stigma with attractive white petals in both the varieties. The fruit weights ranged from 200 -375 in HUP 002 but 150-200g in HUP 001. The edible portions were and with and % TSS in HUP 001 and HUP 002, respectively. Fruit pulp colour was white in HUP 001 while red in HUP 002. DOI The Agriculturists 2013; 112 52-57R. NurliyanaI. Syed ZahirK. Mustapha Suleiman Kamarul Rahim KamarudinThe aim of this study is to compare antioxidant level and activities primary and secondary in pulps and peels of two species of dragon fruits, Hylocereus undatus white dragon fruit and Hylocereus polyrhizus red dragon fruit. Total phenolic content TPC assay demonstrated that peels of both Hylocereus species contained higher phenolic content than the pulps. The phenolic content in peels of H. undatus was higher than H. polyrhizus, but the phenolic content in pulps of H. undatus was much lower than H. polyrhizus. 2, 2, diphenyl-1-picrylhydrazyl DPPH assay showed that radical scavenging activities of peels for both species were higher than the pulps. For ferrous ion chelating FIC assay, peels and pulps of both Hylocereus species showed moderate metal ion chelating effect as compared to EDTA. Overall, the results suggested that the TPC showed good relationship with the primary antioxidant activities for general comparison between the peels and the is a coagulated milk product obtained from the lactic acid fermentation by the action of Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus. The additions of fruits into milk may enhance the taste and the therapeutical values of milk products. However fruits also may change the fermentation behaviour. In this present study, the changes in physicochemical, the peptide concentration, total phenolics content and the antioxidant potential of yogurt upon the addition of Hylocereus polyrhizus and Hylocereus undatus white and red dragon fruit were investigated. Fruits enriched yogurt 10%, 20%, 30% w/w were prepared and the pH, TTA, syneresis measurement, peptide concentration, total phenolics content and DPPH antioxidant inhibition percentage were determined. Milk fermentation rate was enhanced in red dragon fruit yogurt for all doses pH/h while only white dragon fruit yogurt with 20% and 30% w/w composition showed increment in fermentation rate pH/h compared to plain yogurt All dragon fruit enriched yogurts generally showed lower pH readings pH compared to plain yogurt pH Both fruit yogurts showed a higher lactic acid percentage compared to plain yogurt Significantly higher syneresis percentage compared to plain yogurt were seen in all fruit enriched yogurts. The antioxidant activity of plain yogurt was enhanced by the presence of white and red dragon fruit All fruit enriched yogurt showed an increment in total phenolic content compared to plain yogurt However, the addition of white and red dragon fruit did not enhance the proteolysis of milk during fermentation. Therefore, it could be concluded that the addition of white and red dragon fruit into yogurt enhanced the milk fermentation rate, lactic acid content, syneresis percentage, antioxidant activity, and total phenolics content in yogurt. Joseph KannerStela HarelRina GranitAntioxidant nutrients from fruits and vegetables are believed to be a class of compounds that exert their effects in humans by preventing oxidative processes which contribute to the onset of several degenerative diseases. This study found a new class of dietary cationized antioxidants in red beets Beta vulgaris L.. These antioxidants are betalains, and the major one, betanin, is a betanidin 5-O-beta-glucoside. Linoleate peroxidation by cytochrome c was inhibited by betanin, betanidin, catechin, and alpha-tocopherol with IC50 values of and 5 microM, respectively. In addition, a relatively low concentration of betanin was found to inhibit lipid peroxidation of membranes or linoleate emulsion catalyzed by the "free iron" redox cycle, H2O2-activated metmyoglobin, or lipoxygenase. The IC50 inhibition of H2O2-activated metmyoglobin catalysis of low-density lipoprotein oxidation by betanin was < microM and better than that of catechin. Betanin and betanidin at very small concentrations were found to inhibit lipid peroxidation and heme decomposition. During this reaction, betanidin was bleached completely, but betanin remained unchanged in its absorption. This difference seems to derive from differing mechanisms of protection by these two compounds. The high affinity of betanin and betanidin for membranes was demonstrated by determining the rate of migration of the compounds through a dialysis tube. Betanin bioavailability in humans was demonstrated with four volunteers who consumed 300 mL of red beet juice, containing 120 mg of the antioxidant. The betacyanins were absorbed from the gut and identified in urine after 2-4 h. The calculated amount of betacyanins found in the urine was of that ingested. Red beet products used regularly in the diet may provide protection against certain oxidative stress-related disorders in Murdi Hastuti Ninik RustantiLatar Belakang Penatalaksanaan diet diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan antioksidan serta memperhatikan jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Kayu manis, secang, dan daun stevia merupakan bahan alami tinggi antioksidan dan rendah gula total yang dapat dijadikan bahan minuman fungsional sebagai alternatif minuman untuk penderita DM tipe Menganalisis pengaruh penambahan kayu manis terhadap pH, tingkat kecerahan L*, aktivitas antioksidan, gula total dan organoleptik yang meliputi warna, aroma, dan rasa minuman fungsional secang dan daun Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu penambahan kayu manis 0%; 0,5%; 1,5 % and 2,5% pada pembuatan minuman fungsional secang dan daun stevia. Analisis statistik nilai pH, tingkat kecerahan L*, aktivitas antioksidan, dan gula total menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan analisis organoleptik menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon. Hasil Minuman dengan penambahan kayu manis 1,5% paling disukai panelis dengan penilaian sangat suka untuk parameter warna dan suka untuk aroma dan rasa. Minuman ini memiliki nilai pH 6,39; tingkat kecerahan L* 37,10; aktivitas antioksidan 38,43%; dan kadar gula total 4,77%. Simpulan Penambahan kayu manis pada minuman fungsional secang dan daun stevia menurunkan aktivitas antioksidan dan menaikkan kadar gula total namun tidak bermakna secara Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan kulit buah naga dan konsentrasi penambahan jahe terhadap teh herbal serta mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap teh herbal kulit buah naga dan jahe. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah suhu pengeringan T yaitu T1 = 50⁰C, T2 = 60⁰C, T3 = 70⁰C. Faktor kedua adalah konsentrasi jahe J yaitu J1= 0%, J2= 10%, J3= 14%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan berpengaruh sangat nyata P≤0,01 terhadap kadar air, kadar abu, dan nilai organoleptik warna teh herbal kulit buah naga dan jahe yang dihasilkan, dan berpengaruh nyata P≤0,05 terhadap nilai organoleptik rasa. Konsentrasi jahe J berpengaruh sangat nyata P≤0,01 terhadap nilai organoleptik rasa teh herbal kulit buah naga dan jahe, dan berpengaruh nyata P≤0,05 terhadap kadar air, dan nilai organoleptik warna. Interaksi suhu pengeringan dengan konsentrasi jahe T×J berpengaruh nyata P≤0,05 terhadap nilai organoleptik rasa teh herbal kulit buah naga dan jahe. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perlakuan terbaik yaitu perlakuan dengan suhu pengeringan 50OC T1 dan penambahan konsentrasi jahe 14% J3 memiliki kadar air 10,89%, kadar abu 5,85%, aktivitas antioksidan 59,05% dan total fenol 6,07 mg GAE/g bahan. Utilization Of Waste Dragon Fruit Peel Hylocereus Costaricensis In The Production Of Herbal Tea With Additional Ginger Abstract. The purpose of this study was to know the impact of dried temperature and concentration additional of ginger and also to know the level of accept consumen for herbal tea dragon fruit peel and ginger. This study uses a randomized block design RAK Faktorial two factors. The first factor is dried temperature T that is T1 = 50⁰C, T2 = 60⁰C, T3 = 70⁰C. Factor II is consentration to add ginger J that is J1= 0%, J2= 10%, J3= 14%. The result of it showed that dried temperature obviously affected P ≤ on the moisture content, ash content, and sensory evaluation of color herbal tea dragon fruit peel and ginger, and obviously affected P≤0,05 to the sensory evaluation of taste. While, the ginger consentration obviously affected P ≤ on the sensory evaluation of taste herbal tea dragon fruit peel and ginger, and obviously affected P≤0,05 on the moisture content, and sensory evaluation of color. The interaction type of dried temperature with the ginger consentration obviously affected P≤0,05 on the on the sensory evaluation of taste herbal tea dragon fruit peel and ginger. The best treatment is obtained from dried temperature 50°C T1 and the addition of ginger concentration of 14% J3 that product moisture content of 10,89%, ash content 5,85%, antioxidant activity 59,05% and total phenol mg GAE / g of Antioksidan dan Sifat. Organoleptik Teh Daun Sirsak Annona muricata Linn. Berdasarkan. Variasi Lama PengeringanD AdriW HersolistyoriniAdri, D. Hersolistyorini, W. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat. Organoleptik Teh Daun Sirsak Annona muricata Linn. Berdasarkan. Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. Dahsyat Khasiatnya. Surabaya; Penerbit StomataAjisakaAjisaka. 2012. Teh Dahsyat Khasiatnya. Surabaya; Penerbit 2008. Buku Pintar Tanaman Obat, 431 Jenis Tanaman Penggempur. Aneka Penyakit. Jakarta PT. Agromedia dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah Hylocareus costaricensis pada Beberapa Umur Simpan dengan Perbedaan Jenis PelarutE AnisAnis, E, 2002. Identifikasi dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah Hylocareus costaricensis pada Beberapa Umur Simpan dengan Perbedaan Jenis Pelarut. Jurnal Gamma, Universitas Muhamadiyah, Malang Vol 6.
Buahnaga merah merupakan buah dari suku Cactaceae, yang mulai banyak dikonsumsi di Indonesia. Buah naga merah secara berkala dapat mencegah dan mengobati osteoporosis, hipertensi, diabetes dan menurunkan kolesterol (Warisno, 2010). Penelitian mengenai khasiat buah naga merah juga telah banyak dilakukan. Buah naga merah memiliki
ArticlePDF AvailableAbstractDiketahuinya penerapan terapi non farmakologik pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi dari berbagai perbandingan. Sumber perncarian jurnal pada penelitian ini adalah Google Schoolar, DOAJ dan Portal Garuda artikel yang diterbitkan dari tahun 2015-2018, jurnal intervensi untuk mengatasi tekanan darah pada pasien hipertensi, merupakan intervensi non farmakologi, merupakan intervensi yang efisien berdasarkan hasil penelitian dan intervensi yang mudah dilakukan. Berdasarkan pada sepuluh artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan sepuluh artikel tentang terapi non farmakologik dalam pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi membuktikan bahwa 100% terapi non farmakologik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Teknik non farmakologik yang digunakan dalam jurnal yang terpilih yaitu, pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian juice belimbing dan buah naga, pemberian jus papaya mengkal dalam, pemberian madu, relaksasi menggenggam jari dan nafas dalam, terapi bekam, pemberian air rebusan daun salam, pemberian terapi music suara alam, terapi Healing Touch, dan terapi Slow Deep Breating Berdasarkan 10 jurnal yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi, terapi non farmakologik yang efektif dalam mengendalikan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian madu, terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam, terapi music suara alam dan slow deep breating Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 192 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved DOI The Indonesian Journal of Health Promotion Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Systematic Review Non Pharmacological Therapy in Blood Pressure Control in Hypertensive Patients Systematic Review Ainurrafiq1, Risnah*2, Maria Ulfa Azhar3 1,2,3 Universitas Islam Negeri Aluddin Makassar *Korespondensi Penulis risnah_ina Abstrak Diketahuinya penerapan terapi non farmakologik pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi dari berbagai perbandingan. Sumber perncarian jurnal pada penelitian ini adalah Google Schoolar, DOAJ dan Portal Garuda artikel yang diterbitkan dari tahun 2015-2018, jurnal intervensi untuk mengatasi tekanan darah pada pasien hipertensi, merupakan intervensi non farmakologi, merupakan intervensi yang efisien berdasarkan hasil penelitian dan intervensi yang mudah dilakukan. Berdasarkan pada sepuluh artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan sepuluh artikel tentang terapi non farmakologik dalam pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi membuktikan bahwa 100% terapi non farmakologik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Teknik non farmakologik yang digunakan dalam jurnal yang terpilih yaitu, pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian juice belimbing dan buah naga, pemberian jus papaya mengkal dalam, pemberian madu, relaksasi menggenggam jari dan nafas dalam, terapi bekam, pemberian air rebusan daun salam, pemberian terapi music suara alam, terapi Healing Touch, dan terapi Slow Deep Breating Berdasarkan 10 jurnal yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi, terapi non farmakologik yang efektif dalam mengendalikan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian madu, terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam, terapi music suara alam dan slow deep breating Kata Kunci Terapi non Farmakologik, Hipertensi. Systematic review Abstract Knowing the application of non-pharmacologic therapy in controlling blood pressure in hypertensive patients from various comparisons. Journal search sources in this study are Google Schoolar, DOAJ and Garuda Portal articles published from 2015-2018, intervention journals to treat blood pressure in hypertensive patients, non-pharmacological interventions, are efficient interventions based on research results and easy interventions. Based on ten articles according to inclusion criteria. Based on ten articles on non-pharmacological therapy in controlling blood pressure in hypertensive patients, it is proven that 100% of non-pharmacologic therapy is impressive in reducing blood pressure in hypertensive patients. Non-pharmacological techniques used in selected journals are, giving a mixture of tomato and cucumber juice, giving star fruit juice and dragon fruit, giving papaya juice in, giving honey, relaxing grasping fingers and breathing in, cupping therapy, giving bay leaf boiled water, provision of natural sound music therapy, Healing Touch therapy, and Slow Deep Breating therapy based on 10 selected journals according to inclusion criteria, effective non-pharmacological therapy in controlling blood pressure in hypertensive patients is giving a mixture of tomato and cucumber juice, honey administration, relaxation therapy finger grip and deep breathing, natural sound music therapy and slow great breathing Keywords Non Pharmacologic Therapy, Hypertension. Systematic review 193 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved PENDAHULUAN Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper ialah tekanan yang berlebihan dan tension ialah tensi. Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis dalam kurun waktu yang lama yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematia. Seseorang dapat disebut menderita hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg Yeyeh, 2010. Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak dini, maka sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti retinopati, penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak 1. Hipertensi ialah suatu masalah kesehatan yang cukup tinggi di dunia. Menurut data World Healty Organization WHO 2015 menunjukan prevelensi penderita hipertensi terjadi pada kelompok umur dewasa yang berumur ≥ 25 tahun yaitu sekitar 40%. Hipertensi diprediksi dapat menyebabkan kematian yaitu sekitar 7,5 juta dan penyebab kematian di dunia yaitu sekitar 12,8%. Adapun di Amerika Serikat diprediksi terdapat 33,8% penduduknya menderita hipertensi yang terjadi pada jenis kelamin laki-laki maupun perempun. Adapun di Indonesia, prevelensi penderita hipertensi menurut Depertemen Kesehatan yaitu terdapat sekitar 31,7%, dimana hanya 7,2 dari 31,7% penduduk yang mempunyai pemahaman mengenai hipertensi serta terdapat kejadian yang minum obat hipertensi hanya sekitar 0,4% 2. Penderita hipertensi yang tidak rutin mengontrol tekanan darahnya akan muncul komplikasi penyakit yang sangat beresiko bagi kesehatannya jika hanya didiamkan tanpa adanya perawatan yang tepat, adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi yaitu penyakit jantung koroner PJK dan stroke yang sangat membutuhkan perawatan yang lebih serius lagi. Kedua penyakit tersebut merupakan masalah yang paling tinggi di seluruh dunia. WHO meprediksi bahwa PJK dapat menyebabkan 7,3 juta kematian setiap tahunnya serta stroke juga penyebab kematian di dunia yaitu sekitar 6,2 juta kasus. Sehingga penderita hipertensi sangat perlu melakukan kontrol tekanan darah supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih berbahaya dari hipertensi tersebut. Sebagian besar seseorang baru dapat menyadari ketika muncul komplikasi dari hipertensi seperti jantung coroner, stroke, gagal ginjal dan penyakit lainnya yang lebih urgen dari hipertensi 3. Riskesdas 2018, menjelaskan Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tertinggi yang didiagnosa di fasilitas kesehatan dengan jumlah kasus mencapai Prevalensi hipertensi di Indonesia pada umur ≥ 18 tahun sebesar 34,1% dengan penderita hipertensi tertinggi di Kalimantan selatan sebesar 44,1% sedangkan untuk Sulawesi selatan menempati urutan ke 13 tertinggi dengan 31,9 %. Berdasarkan jenis kelamin Prevalensi hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki dengan dan prevalensi hipertensi di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di hipertensi di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 13,2% pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 20,1%, kelompok umur 35-44 tahun 31,6% usia 45-54 tahun 45,3%, usia55-64 tahun 55,2% untuk usia 65-74 tahun 63,2% sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 69,5%, dengan prevalensi yang tinggi tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya bisa lebih tinggi lagi 4. Berdasarkan data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar 2015 menjelasakan terdapat kasus hipertensi sebanyak 11,596 dengan rincian jenis kelamin laki – laki kasus dan perempuan 7319 kasus 5 Hipertensi tidak pandang bulu siapa saja dapat mengalaminya, penyakit ini umumnya dialami oleh orang dewasa, namun oleh sebab tertentu anak-anak juga dapat mengalami hipertensi misalnya karena kondisi bawaan terkait dengan ketidakmampuan tubuhnya menghasilkan nitrogen monoksida atau karena mengalami kelainan ginjal. Secara alamiah, tekanan darah anak-anak lebih rendah daripada tekanan darah orang dewasa. Tekanan darah tersebut akan meningkatkan sejalan dengan pertambahan usia. Anak usia 8- 12 tahun setiap tahun mengalami peningkatan tekanan darah sistolik yaitu 0,44 mmHg serta tekanan darah diastolik yaitu 2,90 mmHg. Sementara itu remaja berusia 13-17 tahun mengalami peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 0,33 mmHg per tahun dan tekanan darah diastolic sebesar 1,81 mmHg per tahun. Tidak hanya orang dewasa para remaja juga berpotensi mengalami tekanan darah tinggi 6. Hipertensi dapat disertai gejala ataupun tanpa gejala yang memberi ancaman terhadap kesehatan secara terus-menerus Vitahealth, 2005 dalam Situmorang, 2015. Gejala yang sering muncul berupa nyeri kepada kepala atau rasa berat pada tengkuk, vertigo, merasa selalu berdebar-debar, merasa mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, serta dapat mengalami mimisan. Jika terjadi peningkatan tekanan darah dalam kurun waktu lama dapat menyebabkan rusaknya jaringan pada ginjal atau biasa disebut gagal ginjal, juga dapat terjadi jantung koroner serta gangguan pada otak yang dapat menimbulkan penyakit stroke, sehingga sangat penting untuk mendeteksi lebih awal tekanan darah agar lebih mudah mendapatkan pengobatan 7. Menghadapi pasien hipertensi diperlukan adanya kepatuhan perawatan diri mereka untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perawatan diri 194 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved hipertensi meliputi diet rendah garam, mengurangi konsumsi alkohol, tidak merokok, olahraga atau latihan fisik, dan konsumsi obat hipertensi. Salah satu komponen yang mempengaruhi perawatan diri pasien hipertensi yaitu self efficacy. Penderita hipertensi yang memiliki self efficacy baik dapat menghasilkan manfaat dalam penanganan hipertensi contohnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi 8. Selama ini, untuk mengatasi hipertensi dapat dilakukan berbagai upaya yaitu dapat dilakukan pengendalian tekanan darah dengan cara pemberian terapi non farmakologis berupa modifikasi gaya hidup, mengurangi berat badan, pembatasan asupan natrium, modifikasi diet rendah lemak, pembatasan alkohol, pembatasan kafein, teknik relaksasi, dan menghentikan kebiasaan merokok 9. Terapi farmakologi berupa pemberian obat dengan Jenis-jenis medikasi antihipertensi meliputi diuretik, penyekat beta-adregenik atau beta-blocker, vasodilator, penyekat saluran kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin ACE 10. Mengonsumsi obat antihipertensi dalam jangka yang lama dapat menyebabkan terjadinya Drug Related Problems. Drug Related Problems adalah merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan yang dialami pasien yang terlibat, dimana kemungkinan disebabkan dalam melibatkan terapi pengobatan yang diberikan kepada pasien, yang secara nyata maupun potensial dapat mempengaruhi keadaan pasien seperti ketidak-patuhan, interaksi obat, alergi terhadap obat yang diresepkan. Adapun, pengobatan dalam jangka yang lama dapat menimbulkan efek samping obat yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada beberapa organ tertentu 11. Melihat kejadian di atas, menandakan bahwa terapi obat adalah bukan hanya pilihan alternatif terapi dapat digunakan. Diperlukan alternatif terapi lain yang bertujuan mengurangi tingkat ketergantungan pada obat untuk dapat mempertahankan kualitas hidup pasien hipertensi. Berdasarkan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh yuni afrianty mantong 2017 di kabupaten toraja utara. Ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan darah responden pada kelompok control dan kelompok perlakuan dengan diberikan . Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat Persea americana Mill terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi. Daun buah alpukat mempunyai kegunaan sangat beragam untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan selain itu Kadar kalium yang sangat tinggi dalam 100 mg ekstrak daun alpukat yaitu sebanyak 148,92 mg dapat menyebabkan dilastasi pembuluh darah sehingga menimbulkan efek antihipertensi. Hasil penelitian tentang efektifitas isometric handgrip exercise dan slow deep breathing exercise terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah diberikan intervensi Isometric Handgrip Exercise t=8,279, p=0,000, t=6,154, p=0,000, demikian pula setelah diberikan intervensi Slow Deep Breathing Exercise terjadi perubahan tekanan darah sistolik maupun diastolik yaitu dengan nilai t=3,632, p=0,002, t=4,226, p=0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi isometric handgrip exercise dan slow deep breathing exercise dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan padapenderita hipertensi 12. Terapi non farmakologi mempunyai efek relaksasi untuk tubuh dan mampu menurunkan kadar natrium dalam darah sehinga mampu mengendalikan tekanan darah. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisi terkait teknik non farmakologi untuk mengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi dari berbagai literature yang telah terpublikasi. METODE Sumber jurnal pada penelitian ini adalah menggunakan database google schoolar, Directory Of Open Access Journal DOAJ, portal garuda dengan artikel tahun 2015-2018, Fulltext Artikel yang sesuai dengan topik, terdapat ISSN atau DOIJurnal Intervensi untuk menurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi merupakan intervensi non farmakologi, intervensi yang efisien berdasarkan hasil penelitian dan intervensi yang mudah dilakukan. Setelah menggumpulkan data dan informasi, semua data diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi kemudian diseleksi kerelevanan menggunakan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach, dilanjutkan dengan analisis kompratif untuk melihat perbandingan antara pikiran utama karya tulis ini dengan beberapa teori yang relevan, dan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi teknik non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengendalikan tekanan darah pada pasien hipertensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari penelusuran jurnal penelitian didapatkan sebanyak 294 jurnal yang diidentifikasi dari ke tiga data literatur pencarian setelah dilakukan seleksi tahun 2015-2019, penelitian yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Penulis menilai semua artikel yang diidentifikasi secara independen untuk dimasukkan dalam tinjauan sistematik. Dari 294 artikel yang berpotensi tersebut, ada 37 artikel dieksklusi, karena double publikasi, 54 dieksklusi karena tidak full text, 190 dieksklusi karena tidak sesuai tujuan penelitin Studi yang diinklusi untuk 195 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved tinjauan literatur ini Jurnal Terindeks Fulltext Artikel yang sesuai dengan topik, terdapat ISSN atau DOI, Jurnal Intervensi untuk menurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi, merupakan Intervensi Terapi Non Farmakologis kemudian artikel dieksklusikan berdasarkan penilaian dengan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach. Sehingga, hanya 10 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dengan artikel intervensi. Berdasarkan lembar penilaian Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach terdapat 3 kategori penilaian yaitu Below Average Paper 0-120, Average Paper 103-204, Superior Paper 205-306. Hasil yang didapatkan yaitu 0 jurnal dengan kategori Below Average Paper 0-120, 3 jurnal dengan kategori Average Paper 103-204 dan 10 jurnal yang termasuk kategori Supporior Paper Skor 205-306. Artikel yang diinklusi dilakukan kirtisi dengan menggunakan instrumen penilaian dengan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach. Salah satu pengobatan alternatif yang dapat menjadi pilihan untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi herbal. Terapi herbal adalah terapi komplementer menggunakan tumbuhan yang berkhasiat obat. Indonesia dikenal memiliki tumbuhan obat yang sangat banyak. Tumbuhan-tumbuhan tersebut sudah banyak dipakai masyarakat dalam pengobatan hipertensi. Khasiat antihipertensi yang dimiliki herbal tersebut diantaranya adalah kalium, memiliki kandungan antioksidan, memiliki kandungan diuretik, antiandrenergik dan vasodilator. Pada penelitian ini ada beberapa jurnal, yang dijadikan intervensi terapi herbal pada pemberian terapi non farmakologi antara lain yaitu Tomat nama latinnya adalah Gycopersicum esculentum Mill, dan Mentimun nama latinnya adalah Cucumis Sativus L. pada tomat dan mentimun terdapat kandungan kalium sebagai antidiuretik sehingga dapat mengurangi kadar natrium ke dalam urine oleh ginjal. Pengurangan cairan dalam sirkulasi akan menurunkan tahanan perifer, sehingga dengan sendirinya tekanan darah akan menurun. Kalium tinggi akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Selain itu kalium dapat menimbulkan efek vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung 13. Dari penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa jus campuran tomat dan mentimun dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, sehingga penderita hipertensi tidak membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memantau tekanan darah agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang sangat berbahaya bagi pasien hipertensi. Pada umumnya buah belimbing mengandung kadar kalium yang tinggi dan rendah natrium sebagai obat anti hipertensi. 1 buah belimbing mengandung kalium potassium sebesar 207 mg. kondisi tersebut menunjukkan bahwa kalium dalam buah belimbing memiliki jumlah yang banyak dari jumlah mineral di dalam buah belimbing 14 Kandungan dari buah belimbing yang memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi dapat menurunkan tekanan darah. Dimana proses terjadinya hipertensi karena terbentuknya Angiostensin I yang diubah menjadi Angiostensin II oleh ACE Angiostensin I – Converting Enzyme yang dapat menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama, berupa menurunkan cairan intraseluler dan meningkatkan cairan ekstraseluler pada tubuh. Akan tetapi dengan pemberian terapi buah belimbing yang tinggi akan kalium serta rendah natrium kepada penderita hipertensi, maka 2 aksi utama tersebut akan mengalami peralihan arah dari semula. Hal tersebut dapat terjadi karena jumlah kalium banyak dapat memicu penurunan produksi atau sekresi hormon antidiuretik ADH. Dimana hormon tersebut berfungsi mengatur osmolalitas serta volume urine, dengan menurunnya ADH pada ginjal, sehingga urine yang dihasilkan oleh ginjal dapat meningkat dan kemudian dikeluarkan keluar tubuh, dengan komposisi urine yang encer dengan osmolalitas yang rendah, untuk memekatkannya volume cairan intraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian ekstraseluler. Sedangkan menurunnya konsentrasi NaCl akan dipekatkan dengan cara menurunkan cairan ekstraseluler yang kemudian akan menurunkan tekanan darah 15. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa buah belimbing dan buah naga dapat berkhasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Sehingga didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan rata-rata sistolik dan distolik pada responden yang telah dilakukan terapi buah belimbing dan buah naga. Pemberian buah papaya mengkal dalam buah pepaya yang masih muda mengandung banyak zat-zat kimia yang dapat bermanfaat bagi tubuh, dan paling bermafaat bagi pembuluh darah. Dimana buah papaya muda ini mengandung banyak vitamin A βKarotena, vitamin C, Peptin, enzim papain serta kalium. Vitamin A βKartena dan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang sangat bagus dalam mencegah serta memperbaiki kerusakan pembuluh darah akibat dari aktivitas molekul radikal bebas. Adapun peran peptin dapat memicu turunnya kadar kolestrol dalam darah sehingga dapat meminimalisir terjadinya penebalan pada pembuluh darah 16. 196 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved Adapun enzim papain berperan aktif dalam memecah protein sehingga dapat terbentuk beberapa senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating yang dapat mengurangi terbentuknya subtansi yang tidak diharapkan akibat dari pencernaan yang tidak komplit serta yang tidak berguna bagi tubuh, seperti adanya penumpukan lemak yang melewati batas di dalam tubuh yang kemudian dikeluarkan melalui feses. Enzim papain yang terdapat di pembuluh darah akan merusak partikel-partikel yang tertempel di saluran pembuluh darah yang menjadi penyebab terjadinya arterosklerosis sehingga tekanan darah bisa dikontrol 16. Adapun jika seseorang mengonsumsi buah papaya muda secara rutin, yang diketahui mengandung banyak kalium dapat meninggkatkan konsentrasi kalium di dalam jaringan intaseluler yang kemudian memicu turunnya kadar natrium di dalam interaseluler sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Kalium tersebut dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan kisaran 20–30 mmHg 16. Menurut asumsi peneliti, pemberian jus pepaya muda terhadap penderita tekanan darah tinggi harus diberengi dengan pola makanan yang tepat dan pola hidup teratur, karena tanpa pola makan yang tepat dan pola hidup yang tidak teratur akan menurunkan tingkat efektifitas jus papaya muda dalam mengontrol tekanan darah yang dialami oeh penderita hipertensi. Madu mempunyai manfaat yang baik dalam fungsi beredaran darah dalam tubuh. Selain itu madu mempunyaii berperan dalam pelindung pada pembulu darah kapiler dan arterosklerosis. Madu mempunyai kandungan 0,30,5 mg/kg kolin dan 0,06-5 mg/kg asetil kolin. Asetil kolin berperan langsung terhadap pembuluh darah dengan cara memvasodilatasi pembuluh darah selain itu asetil kolin mampu menurunankan aktivitas jantung sehingga dengan itu tekanan darah dapat mengalami penurunan Suranto, 2008. Madu mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan biovaiblitas nitrit oksida pada tubuh sehingga memicu terjadinya penurunan pada tekanan darah. Sel endothelial mensitesis beberapa subtansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Subtansi ini termasuk nitrit oksida, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II. Madu mempunyai komposisi oksida nitrit NO metabolit yang mempunyai perananan dalam menurukan resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan adanya peningkatan pada kadar nitrit oksida pada madu mempunyai fungsi sebagai pelindung pada penyakit kardiovaskuler 17. Komposisi antioksidan yang terdapat pada madu mampu untuk memperbaiki tekanan oksidatif dan menekan serta mengurangi peningkatan tekanan darah. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa madu merupakan terapi diet yang baik untuk penderita hipertensi karena kandungan antioksidan dan nitrogen oksidanya. Antioksidan dapat perbaiki tekanan oksidatif dan mengurangi peningkatan tekanan darah tetapi juga harus diimbangi dengan natrium yang cukup. Salam Syzgiyum polyanthum adalah nama pohon penghasil daun rempah yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Obat tradisional ini secara empiris berkhasiat dalam terapi hipertensi karena mengandung Saponin, flavonoid, dan tannin. Saponin yang terdapat dalam daun salam berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi sel pada tubuh. Jika pada tubuh semakin tinggi oksidasinya maka semakin tinggi peluang untuk terkena hipertensi. Jadi kandungan flavonoid yang terdapat pada daun salam dapat mencegah penyakit hipertensi dan menurunkan kolesterol pada darah. Senyawa saponin berfungsi untuk memicu tingginya kolesterol akibat adanya asam empedu sehingga dapat mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Senyawa tannin berguna sebagai anti oksidan dan hipokolesterolemia. Senyawa tannin bereaksi dalam tubuh dengan cara bekerja sama dengan protein mukosa dan sel epitel pada usus sehingga dapat mengurangi penyerapan lemak. Kandungan senyawa yang dapat dalam daun salam tersebut dapat mempertahankan elastisitas pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Terbukti dengan adanya penurunan tekanan darah dari 200 mmHg menjadi 130mmHg selama tujuh hari dengan variasi volume rebusan daun salam sebagai katalis alami 18. Asumsi peneliti bahwanya penggunaan daun salam sebagi tanaman herbal sangat efektif untuk mengontrol tekanan darah yang dialami oleh individu yang mengalami hipertensi. Dan juga, daun salam sangat mudah untuk didapatkan sebagai herbal sehingga sangat mempermudah untuk dijadikan sebagai terapi non farmakologi pada pasein yang mengalami hipertensi. Terapi relaksasi genggam jari yang dikombinasikan dengan terapi nafas dalam dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi karena genggaman jari pada tangan dapat menghangatkan titik titik keluar masuknya energi pada meridian yang terletak pada jari tangan apabila disertai dengan menarik nafas dalam dalam dapat mengurangi kerja saraf simpatis sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. Titik titik meridian pada tangan akan memberikan rangsangan spontan rangsangan berupa gelombang listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat menuju saraf pada organ yang mengalami gangguan, sehingga jalur energi menjadi lancar. Lancarnya jalur energi akan membuat otot otot dan tubuh menjadi rileks dan tenang, keadaan ini akan memyebabkan produksi hormon 197 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved epinefrin dan noreprinefrin menurun. Penurunan produksi hormon tersebut dapat memberi efek kerja pada jantung dalam mekanisme kerja jantung pada saat melakukan pemompaan darah akan mengalami penururnan yang sehingga tekanan darah akan ikut mengalami penurunan 19. Pada kondisi penurunan tekanan darah dan keadaan stress diperkiraka yaitu dipicu ole konsentrasi katekolamin plasma mempengaruhi aktivasi simptoadrenergik serta dapat menimbulkan terjadinya pelepasan stress released hormones. Pemberian musik dengan tempo yanga lambat dapat berpengaruh terhadap pelepasan katekolamin ke pembuluh darah, sehingga konsentrasi katekolamin yang ada pada plasma menjadi rendah. Sehingga mengakibatkan tubuh mengalami relaksasi, deyutan pada jantung mengalami penurunan dan tekanan darah menjadi terkontrol. Healing touch merupakan terapi yang dipercaya mampu memperbaiki mekanisme ketidak seimbangan pada energy pasien dengan mengusap tangan di atas klien atau tubuh yang merasakan sakit Kamalluddin, 2010.Otak dan kulit merupakan organ yang sangat urgen. Kulit yaitu system organ yang paling urgen, ia menempatkan nilai yang besar pada nilai terapeutik sentuhan terutama sebagai instrumen untuk mengontrol efek ketegangan. kulit adalah organ terluar yang dapat menerima stimulasi pada tubuh manusia, dan ketika reseptor sensoriknya distimulasi, hormon oksitoksin yang menjadikan tubuh lebih baik dari sebelumnya di saat yang bersamaan dilepaskan hormon kortisol hormon stress berkurang. Berhubungan dengan orang lain melalui sentuhan merupakan ekspresi simpatok secara lebih mudah serta pengalaman terapeutik yang kuat. Diberikan sentuhan sudah diterapkan secara global dalam konteks penyembuhan. Sentuhan digunakan untuk menjadikan rasa rileks, berkomunikasi dan juga mengaktivasi sifat tubuh terhadap penyembuhan pada diri 20. Mekanisme penurunanan nilai tekanan darah pada latihan Slow Deep Breathing disebabkan karena meningkatnya aktivitas dari central inhibitory rythms yang memiliki dampak pada output simpatis. Penurunan pada output simpatis akan menyebabkan penurunan produksi hormone epineprin yang ditangkap oleh reseptor alfa sehingga akan mempengaruhi otot polos dari pembuluh darah sehingga terjadinya vasodilatasi, vasodilatasi pada pembuluh darah akan menurunkan tahanan perifer yang juga menyebabkan tekanan darah menjadi turun 21. Slow Deep Breathing enam sampai sepuluh kali dalam satu menit yang dilakukan secara rutin akan merangsang pelepasan hormone endorpin yang akan membuat tubuh menjadi rileks selain itu juga akan merangsang sistem syaraf parasimpatis menjadi lebih aktiv dibanding sistem syaraf simpatis yang akan mempengaruhi kerja dari sistem baroreseptor dan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pada pembuluh darah dan menurunnya denyut jantung yang menyebabkan turunnya tekanan darah 22. Pengaruh bekam terhadap tekanan darah tinggi disalah satunya bekam memiliki manfaat untuk merilekskan system saraf simpatik. Masalah pada system saraf simpatik ini memicu terjadinya sekresi enzim yang memiliki peran sebagai angiotensin renin. Sesudah system ini rileks dan kerjnya berkurang tekanan darah akan mengalami penunurun. Bekam berfungsi untuk menurunkan jumlah darah yang mengalirkan pembulu darah ke dalam darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Bekam mengontrol kadar hormon aldosterone sehingga mengontrol tekanan pada darah. Bekam juga berperan memicu kerja reseptor – reseptor khusus yang terkait dengan penyempitan dan vasodilatasi pembulu darah baroreseptor sehingga pembulu darah mampu merespon stimulus dan meningkatkan kepekaannya pada kondisi yang penyebabkan terjadinya hipertensi 23. Sesuai dengan ungkapan yang diberikan oleh responden yang ada pada penelitian ini mengatakan bahwa mereka mendapat rasa rileks sesudah melakukan terapi dengan menggunkan bekam. Responden juga mengungkapkan sakit kepala dan nyeri tengkuk yang dapat terjadi dengan frekuensi yang sering yang mereka alami mengalami penurunan bahkan hilang. Bekam memberikan mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga menimbulkan efek pada relaksasi yang otot sehingga dapat mengendalikan tekanan darah. Individu yang mengalami kondisi dalam keadaan yang tertekan dapat memicu untuk hormon adrenalin dan kortisol dilepaskan ke dalam darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika ini tidak dapat dicegah dan terjadi secara terus – menerus pada individu tersebut maka dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.. kondisi ini bahwa terapi dengan menggunkan teknik bekam bisa mengurangi adanya risiko terkena hipertensi dengan membantu memberikan efek rileks dan mikrosirkulasi pembuluh darah pada responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi bekam memiliki pengaruh atau dampak yang baik terhadap tekanan darah. Kesimpulannya bahwa terapi bekam terbukti dapat memberikan pengaruh pada aktivitas kerja jantung, memperbaiki pembuluh darah dan memberikan rasa rileks dan pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan darah. Olehnya itu, terapi dengan menggunakan bekam efektif yang dapat membantu menurunkan tekanan darah atau mengontrol tekanan darah agar tetap stabil pada penderita hipertensi. 198 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari sepuluh jurnal bahwa penggunaan terapi non farmakologi pada pasien hipertensi dinilai efektif untuk menurunkan tekanan darah. Dari sepuluh terapi non farmakologi yang dianalisis oleh peneliti, terdapat lima terapi direkomendasikan untuk digunakan karena tekniknya sederhana, tidak membutuhkan alat dan bahan yang banyak, tidak memerlukan kemampuan khusus untuk menerapkannya dan dapat dilakukan oleh semua pasien yang mengalami hipertensi antara lain yaitu pemberian campuran tomat dan mentimun, pemberian pepaya mengkal dalam, pemberian rebusan daun salam, pemberian terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam dan terapi slow deep breathing. DAFTAR PUSTAKA 1. Wolf K, Te Lindert M, Krause M, Alexander S, Te Riet J, Willis AL, et al. Physical limits of cell migration control by ECM space and nuclear deformation and tuning by proteolysis and traction force. J Cell Biol. 2013;20171069–84. 2. Cahyani HF. Hubungan shalat terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. 2014; 3. Misbach J. Ancaman serius hipertensi di Indonesia. Simposia. 2007;34. 4. RI KK. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta Kemenkes RI. 2018; 5. Selatan DKS. Profil kesehatan Sulawesi Selatan 2015. Diperoleh dari http//dinkes-sulsel go id/new/images/pdf/profil/profil% 20kesehatan% 20sulsel. 2015;20200820. 6. Sulistiawati AAAN, Prapti NKG, Lestari MPL. PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT Persea americana Mill. TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN. COPING Community Publ Nursing. 33. 7. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta; 2013. 8. Warren-Findlow J, Seymour RB, Huber LRB. The association between self-efficacy and hypertension self-care activities among African American adults. J Community Health. 2012;37115–24. 9. Joyce BM, Jane HH. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Elsevier, Singapore; 2014. 10. Wulandari F. Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dengan sikap terhadap penatalaksanaan pasien dalam perawatan paliatif di RS Dr. Moewardi surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012. 11. BATUA P, TJEN VMVG. PENGARUH PEMBERIAN JAHE TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA. 12. Yuliza E, Sabrian F, Hasanah O. Efektivitas Sari Buah Pepaya Mengkal Carica Papaya Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. 2016. 13. Lavenia C. Pemberian Juice Campuran Tomat dan Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah kepada Penderita Hipertensi. J Ipteks Terap. 2017;91. 14. Panjaitan RGP, Bintang M. Peningkatan Kandungan Kalium Urin Setelah Pemberian Ekstrak Sari Buah Belimbing Manis Averrhoa carambolaTHE INCREASE OF POTASSIUM URINE CONTENT AFTER ADMINSTRATION OF CARAMBOLA AVERRHOA CARAMBOLA FRUIT JUICE EXTRACT. J Vet. 2014;151108–13. 15. Sukadana IM. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis Averrhoa carambola Linn. L. J Kim Journal Chem. 2009; 16. Kholish N. Bebas hipertensi seumur hidup dengan terapi herbal. Realbooks Yogyakarta. 2011; 17. Bogdanov S, Jurendic T, Sieber R, Gallmann P. Honey for nutrition and health a review. J Am Coll Nutr. 2008;276677–89. 18. Nurhayati EL. PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM Syzigium polyanthum TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN I KELURAHAN SEI AGUL TAHUN 2018. J Ilm PANNMED Pharmacist, Anal Nurse, Nutr Midwivery, Environ Dent. 2018;13219–22. 19. Sofiyah L, Ma’rifah AR, Susanti IH. PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP PERUBAHANSKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREADI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL. 2014. 20. Redho A, Sofiani Y, Warongan AW. Pengaruh Self Healing terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Op. J Telenursing. 2019;11205–14. 21. Septiawan T, Permana I, Yuniarti FA. Pengaruh 199 MPPKI September, 2019 Vol. 2. No. 3 Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved Latihan Slow Deep Breathing Terhadap Nilai Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. J Ilmu Kesehat. 2018;62111–8. 22. Hastuti RT, Insiyah I. Penurunan Tekanan Darah Dengan Menggunakan Tehnik Nafas Dalam Deep Breathing Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Interes J Ilmu Kesehat. 2015;42. 23. Irawan H, Ari S. Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada klien hipertensi. J Ilmu Kesehat. 2017;1118–24. ... 4 The administration of antihypertensive drugs is pharmacological management, whereas non-pharmacological management can be performed by providing complementary therapies such as herbal therapy and by skills. [4][5][6] Pharmacological therapy is one of the effective therapies for reducing blood pressure in patients with hypertension. However, noncompliance often occurs in these patients due to insufficient finances. ...... 7 In addition, patients complained of the side effects of pharmacological therapy such as nausea, fast heart rate, headaches, fatigue, and sleep disorders. 8,9 Meanwhile, non-pharmacological therapy includes deep breath relaxation therapy, finger gripping, slow deep breathing therapy, consumption of tomatoes and cucumbers, papaya fruit, and bay leaf decoction, 5 foot massage, 10,11 reduction of salt intake 12 and awareness education to reduce salt intake, 13,14 consumption of cucumber and celery leaves, which were reported effective in lowering blood pressure. 15 In the provision of herbal therapy, various factors should be considered because herbal drug preparation requires time, money, and special skills. ...Introduction Hypertension is still a major global health problem and causes serious complications. Pharmacological therapy has been proven in lowering blood pressure, but non-compliance often occurs and causes side effects. A combination of non-pharmacological therapies, such as acupressure therapy, is important. This study aimed to describe and systematically assess the types of acupoints, benefits, and duration of acupressure therapy on the blood pressure in patients with hypertension. Methods A systematic literature search was conducted on seven databases, namely, PubMed, DOAJ, Science Direct, ProQuest, CINAHL-EBSCO, Cochrane Library, and Garuda, to identify studies published based on the following inclusion criteria articles published in English and Indonesian in the last 10 years 2012–2022, articles that employed a quantitative research design, RCTs and quasi-experimental, articles that mainly focus on acupressure and lowering blood pressure in patients with hypertension, and the study participants were 18 years old. Meanwhile, the exclusion criteria were as follows the study population was composed of pediatric patients, articles not published in English and Indonesian, studies that were not intervention types, not in the objectives of the study, article in review form, study not full text. This systematic review uses the PRISMA guidelines by protocol registration number PROSPERO CRD42022368979, Critical Appraisal Skill Program CASP for randomized controlled trials, and Quasi-Experimental Checklist JBI version in assessing article quality. This research did not receive any specific grant from funding agencies in the public, commercial, or not-for-profit sectors. Result A total of articles were screened, of which nine studies were eligible for analysis. Two articles recommended the application of acupoints, namely, the Taichong LR3, Shenmen HT7, and Taixi KI3 acupoints, which are effective in lowering blood pressure. The duration of acupressure administration was reported to range from 3 to 40 min, and each duration can decrease blood pressure. The maximum result in lowering blood pressure in the physiological adaptation process can be achieved in 4 weeks. Conclusion Acupressure therapy at Taichong LR3, Shenmen HT7, and Taixi KI3 acupoints is a good non-pharmacological therapy option to help in lowering blood pressure in patients with hypertension.... Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan skrining dini tekanan darah untuk melakukan diagnosis. Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis 6 . ...... Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan non-farmakologis. Terapi non-farmakologis untuk mengobati tekanan darah tinggi antara lain mengurangi obesitas, mengurangi asupan kadar garam dalam darah, berlatih yoga atau hipnosis yang berfungsi untuk mengontrol sistem saraf untuk mengontrol tekanan darah, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan minum alkohol, relaksasi seperti meditasi 6 . ...... Tekanan darah yang cenderung tinggi dan tidak pernah diobati dapat menimbulkan penyakit penyakit lainnya. Penyakit komplikasi akibat hipertensi antara lain seperti, retinopati atau kerusakan pada retina mata, penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung coroner, pecahnya bembuluh darah, stroke sampai dengan kematian mendadak [3]. ...Tri Wahyuni SukesiPutri Anisa WidyastutiHypertension or high blood pressure if a person experiences an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic pressure of more than 90 mmHg on an ongoing basis. In this study, the method used is descriptive quantitative through Community Diagnostic USG Urgency, Seriousness, Growth, which aims to determine the existence of a health problem by collecting data from the community. The location is at RT 03 Padukuhan Druwo, Bangunharjo, Sewon Bantul, DI Yogyakarta which will be held on April 12-July 08 2022 with a team consisting of 1 lecturer and 1 student. Based on Community Diagnostics, it was found that hypertension was the main problem at the service location. Another problem is the community's non-compliance with taking hypertension drugs regularly and the community will regularly check their blood pressure, either personally to health services or during community health services. To overcome these problems, intervention was carried out in the form of direct counseling and using posters. The results obtained are that there is an increase in the average knowledge about hypertension after counseling. This is indicated by the average value of knowledge before counseling is 70 and after counseling the average value increases to 90. Appropriate interventions can provide increased knowledge and in the end are expected to increase public knowledge in preventing hypertension.... Hidroterapi tersebut dapat dilakukan setiap hari selama kurang lebih 15 Penggunaan terapi non farmakologi pada pasien hipertensi dinilai efektif untuk menurunkan tekanan darah. Terdapat lima terapi yang direkomendasikan untuk digunakan menurunkan tekanan darah yaitu pemberian campuran tomat dan mentimun, pemberian pepaya mengkal, pemberian rebusan daun salam, pemberian terapi relaksasi dan terapi slow deep Terapi tersebut direkomendasikan karena tekniknya sederhana, tidak membutuhkan alat dan bahan yang banyak, tidak memerlukan kemampuan khusus untuk menerapkannya dan dapat dilakukan oleh semua pasien yang mengalami hipertensi. ...Clara Diana WidyaswaraTherese Maura Hardjanti CBAgnes MahayantiBackground Elderly 60 years and over will experience a decrease and physical changes, one of which is in the cardiovascular system, namely high blood pressure or hypertension. One way to lower blood pressure with non-pharmacological therapy is by soaking the feet in warm To determine the effect of warm water foot soaks hydrotherapy on reducing blood pressure in hypertensive This study used a quasi-experimental research method by measuring blood pressure before the hydrotherapy intervention was soaked in warm water and after that, the blood pressure was measured again. The research subjects were hypertensive elderly in Kembangan Hamlet who met the inclusion criteria. The sampling technique used a random sampling technique with 10 research subjects in the intervention group and 11 in the control group. Data were analyzed using independent t-test and paired fter the intervention, in the intervention group, there was a change in systolic mean pretest 151,20 mmHg, posttest 137 mmHg, p=0,000, but not in diastolic mean pretest 84,20 mmHg, posttest 82,80 mmHg, p= 0,066. Meanwhile, in the control group, there were differences in both systolic and diastolic mean systolic pretest 160,18 mmHg, posttest 157,45 mmHg, p=0,001 and diastolic pretest median 90 mmHg, posttest median 88 mmHg, p=0,002. There were significant differences in systolic gain in both groups p=0,000 but not in diastolic p=0,061Conclusion there is a significant difference in blood pressure after warm water foot soaks therapy in hypertensive elderly in Kembangan Hamlet, Candibinangun, belakang Lansia 60 tahun keatas akan mengalami penurunan dan perubahan fisik, salah satunya pada sistem kardiovaskular yaitu penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satu cara menurunkan tekanan darah dengan terapi non farmakologi yaitu dengan hidroterapi rendam kaki air Untuk mengetahui pengaruh hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan cara pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan intervensi hidroterapi rendam kaki air hangat dan setelah itu dilakukan pengukuran tekanan darah kembali. Subjek penelitian yaitu lansia hipertensi di Dusun Kembangan yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan subjek penelitian sebanyak 10 orang kelompok intervensi dan 11 orang kelompok kontrol. Tekanan darah diukur menggunakan tensimeter. Pengukuran posttest dilakukan satu kali. Analisis data dilakukan dengan uji independen t-test dan paired t Setelah dilakukan intervensi rendam kaki air hangat, pada kelompok intervensi terjadi perubahan rata-rata tekanan darah sistolik pretest 151,20 mmHg, posttest 137 mmHg, p=0,000 namun tidak ada perubahan tekanan diastolik pretest 84,20 mmHg, posttest 82,80 mmHg, p= 0,066. Sementara di kelompok kontrol terjadi perubahan tekanan darah sistolik pretest 160,18 mmHg, posttest 157,45 mmHg, p=0,001 dan diastolik pre test median 90 mmHg, posttest median 88 mmHg, p=0,002. Perbedaan selisih sistolik pada kedua kelompok didapatkan p=0,000, namun pada selisih diastolik didapat nilai p=0, Ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah setelah dilakukan terapi rendam kaki air hangat pada lansia hipertensi di Dusun Kembangan, Candibinangun, Pakem.... Lansia sebaiknya mengetahui penyakit dan pencegahannya, hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pasien penderita hipertensi agar tau menggunakan tehnik non farmakologis Wahyuni et al., 2021. Banyak terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan penyakit hipertensi pada lansia, diantaranya latihan fisik dan bisa mengkonsumsi herbal namun latihan fisik banyak menjadi pilihan pasien saat ini Ainurrafiq, Risnah and Azhar, 2019 ...Ramadhan Putra SatriaSri HidayatiAni RatnaningsihBanyaknya kasus hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya yaitu serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, penyakit arteri coroner. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut maka dianjurkan untuk memelihara kesehatan tubuhnya dengan melakukan kegiatan latihan ataupun olahraga. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi banyak dilakukan, salah satunya dengan Brisk Walking. Brisk walking exercise atau berjalan cepat berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori, mempertahankan berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa beta endorphin yang dapat menurunkan stres serta tingkat keamanan, penerapan brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi. Penyampaian materi tentang brisk walking exercise meliputi definisi, manfaat, serta teknik pelaksanaan serta demonstrasi brisk walking exercice. Para warga menyimak dengan baik urutan langkah yang dijelaskan dengan memperhatikan langkah-langkah brisk walking exercise sesuai yang dipaparkan. Penerapan brisk walking exercise secara rutin dapat menurunkan hipertensi yang dialami para warga terutama warga lansia.... Jika tekanan darah dari penderita selalu tinggi dan tidak melakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan, maka akan sangat beresiko terjadinya penyakit Degeneratif hingga dapat menyebabkan kematian. [1] Pada tahun 2018 pasien yang menderita hipertensi didunia yaitu sebanyak 1,13 miliar penderita. Dari jumlah penderita yang disebutkan diatas diprediksikan akan terjadi peningkatan disetiap tahunnya. ...Lastri FitriaYarmaliza YarmalizaZalmaliza ZalmalizaABSTRAK Latar belakang Pada tahun 2018 angka prevalensi dari penyakit hipertensi di Aceh yaitu sebesar 9,7 %. Jika dilihat berdasarkan karakteristiknya angka prevalensi pada masyarakat yang tidak bekerja yairu sebesar 39,7 %, pada Petani/Buruhtani sebesar 36,1 %, PNS/TNI/Polr/BUMN/BUMD sebesar 36,9 %, dan 34,0 % pada Wiraswasta, Nelayan 27,8 %, Buruh/Supir 30,2 %, pekerja Swasta 24,4 % dan lainnya 34,8 %. Sedangkan di Kota Banda Aceh kejadian hipertensi berjumlah hingga 6507 Penderita Hipertensi dan pada tahun 2018 berjumlah 4682 penderita. Tujuan tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perilaku masyarakat terhadap faktor resiko kejadian hipertensi di Desa Purwodadi. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Hasil faktor risiko hipertensi yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingginya angka kejadian hipertensi adalah pola makan dan gaya hidup dari masyarakat. Kesimpulan Berdasarkan Hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan secara keseluruhan adalah faktor risiko hipertensi dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terdapat hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, perilaku merokok, tingkat pengetahuan, Obesitas, Riwayat Hipertensi, dan juga jenis kelamin memiliki hubungan terhadap kejadian hipertensi. Akan tetapi Pola makan dan gaya hidup adalah faktor risiko yang paling signifikan terhadap kejadian hipertensi.... 139-151 p-ISSN 1693-2552 Aulia & Widyana Training Positive… 149 catecholamine that affects the activation of symptomatic energy that causes the release of stress hormone. The reduction of stress can affect the release of catecholamine into blood vessels so that the concentration of plasma catecholamine lowers, further decreasing heartbeat and blood pressure Ainurrafiq et al., 2019. ...Risca AuliaRahma WidyanaOne of the causes of hypertension is stress, and non-pharmacological interventions can be given to decrease stress levels so that blood pressure could also be reduced. The intervention provided in this study was positive thinking training. This study aimed to find out the influence of positive thinking training in reducing the stress levels of people with hypertension, by using a pretest-posttest randomized control group design with three meausurement points. The subjects of the study consisted of 10 people with hypertension who are in moderate to severe scores based on the Indonesian version of the Depression Anxiety Stress Scales, and analyzed with the Mann-Whitney non-parametric test. The results indicated a significant difference in positive thinking training in reducing stress between the experimental group and control group. Next, a non-parametric Wilcoxon signed rank test was applied. Results indicated a significant difference Z = -2,032 p0,050 in the stress levels of people with hypertension before and after positive thinking training. This study has implications for positive thinking training applications in reducing the stress of people with hypertension. It was concluded that positive thinking training can reduce the stress of people with merupakan penyakit yang diprioritaskan oleh dunia kesehatan secara global. Hipertensi adalah penyakit tertinggi ke tiga penyebab kematian di Indonesia setelah stroke dan tuberculosis. Seseorang dapat dikatakan mengalami hipertensi ketika pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil diatas 140/90 mmHg. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan secara diam-diam dan tanpa gejala. Tujuan pengabdian ini ialah pemberian edukasi agar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai pencegahan hipertensi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah pre, post, ceramah dan tanya jawab. Penemuan permasalahan dilakukan dengan metode SWOT. Masyarakat yang telah diberikan edukasi tentang pencegahan hipertensi, mengalami peningkatan pengetahuan. Hasil pengabdian ini ialah terjadinya peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan cara pencegahan hipertensi. Rata-rata hasil pre-test dan post-test dari tingkat pengetahuan hipertensi mendapatkan nilai 60 dan 75. Kemudian hasil pre-test dan post-test dari hasil pencegahan hipertensi memperoleh nilai rata-rata 62 dan 76. Tentunya hasil ini sangat signifikan dalam peningkatan pengetahuan dalam penyuluhan edukasi pengabdian hipertensi ini. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan mengatur pola hidup yang lebih Uyuun I. BiahimoSri Susanti AbdullahFitricah TahirHipertensi merupakan tekanan darah sistolik lebih besar dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih besar dari atau sama dengan 90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi masase kaki terhadap penderita hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, Setelah data dianalisis,peneliti mendapatkan lima pertanyaan yaitu 1 Definisi hipertensi 2 Faktor penyebab hipertensi 3 Pengukuran tekanan darah 4 Pengobatan hipertensi 5 Penerapan masase kaki. Peneliti selanjutnya melakukan pengukuran tekanan darah dan masase kaki. Berdasarkan hasil wawancara langsung,maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden mengetahui apa hipertensi, penyebab, sering memeriksakan tekanan darah, pengobatan hipertensi danada kontribusi masase kaki terhadap penderita hipertensi. Diharapkan untuk profesi kesehatan ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu keperawatan dalam menjadikan masase kaki sebagai pengobatan non farmakologi yang berkontribusi terhadap penderita NissaGuritan Indra SukmaIndah Juliana MadjidMaulidatul MusyarrofahPrevalensi hipertensi di Indonesia tergolong tinggi, sekitar 29,1% pada laki-laki dan perempuan sebesar 26,6%. Penderita hipertensi di Jawa Timur juga tergolong tinggi, sebanyak orang. Solusi alternatif dalam penelitian ini, memanfaatkan isoflavon dan quercetin sebagai antihipertensi. Isolavon dan quercetin merupakan seyawa fenolik yang mampu berikatan dengan Angiotensin Converting EnzymeACE dan mempengaruhi tekanan darah. Penelitian ini mengidentifikasi potensi senyawa isoflavon dan quercetin serta perbandingan ikatan antara isoflavon dan quercetin terhadap ACE dengan menggunakan perangkat lunak Hex 8. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan penelusuran melalui metode in silico pengunduhan molekul dan penambatan molekul secara komputerisasi. Softwareatau aplikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pass server dan HEX Hasil visualisasi penambatan molekul ditampilkan dengan perangkat lunak Discovery Studio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa quercetin dan isoflavone berpotensi sebagai vasoprotektor. Energi penambatan molekul Isoflavon terhadap ACE sebesar -194,66 Quercetin sebesar -236,47 Captopril sebesar kkal/mol. Energi penambatan ligan isoflavon dan quercetin terhadap ACE Angiotensin Converting Enzyme lebih besar daripada penambatan ligan Captopril terhadap ACE Angiotensin Converting Enzyme. Hasil penelitian ini memberi harapan potensi penggunaan senyawa ligan sebagai antihipertensi namun memerlukan penelitian lebih LaveniaNurdin NurdinPenelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian jus campuran tomat dan mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Selayo Kapupaten Solok. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment dengan desain penelitian one group pretest-postest design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 10 orang penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Selayo Kabupaten Solok pada tahun 2014, yang diberikan jus campuran tomat dan mentimun selama 5 hari. Analisis data menggunakan uji t-test dependent untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian jus campuran tomat dan mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian bahwa pemberian jus campuran tomat dan mentimun menunjukan terdapat adanya perbedaan yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah dengan p value = p ≤ pada hari ke-3 dan p value = p ≤ hari ke-5. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian jus campuran tomat dan mentimun dapat secara efektif menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Perbedaan penurunan tekanan darah sudah mulai terlihat pada hari ke-3 dan hari ke-5. Kata Kunci efektivitas; hipertensi; jus tomat dan mentimun; tekanan darah This study aimed to examine the effectiveness of a mixture of tomato and cucumber juice to decrease blood pressure in hypertensive patients in Koto Baru Community Health Center Selayo Solok District 2014. This research method is Quasi Experiment to determine the effects that arise as a result of a particular treatment. While the design of the study is one group pretest - posttest design. In this research as many as 10 samples were given a mixture of tomato and cucumber juice for 5 days,. Data were analyzed using t test dependent. To see the diference before and after guving tomato and cucumber juece to the reduction of blood pressure in patiens with hypertension. The results of the study that giving of a mixture of tomato and cucumber juice shows that there is a revealed that there is any significan difference to the decrease in blood pressure with p value = p ≤ 0,05 on the 3rd day and p value = p ≤ 0,05 on the 5th the results of this research it can be concluded that the mixture of tomato and cucumber juice can be effectively lower blood pressure of hypertensive patients. The difference in blood pressure reduction was seen on the 3rd and on the 5th day. Keywords effectiveness; hypertension; tomato juice and cucumber; blood pressure Ii Made SukadanaPenelitian KimiaOrganik BahanBukit JimbaranABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi senyawa aktif antibakteri dari buah belimbing manis Averrhoa carambola Linn. Sebanyak 140,56 g ekstrak kental methanol diperoleh dari 10 kg buah segar belimbing manis. Ekstrak metanol tersebut dilarutkan ke dalam campuran metanol-air 73 selanjutnya dipartisi berturut-turut dengan pelarut n-heksana dan kloroform, sehingga menghasilkan berturut-turut ekstrak n-heksana 0,10 g, ekstrak kloroform 0,07 g dan ekstrak air sebanyak 48,01 g. Uji fitokimia flavonoid dari semua ekstrak kental yang diperoleh menunjukkan bahwa air yang paling positif flavonoid. Hasil pemisahan dengan kromatografi kolom terhadap ekstrak air diperoleh fraksi F B positif flavonoid dengan berat sekitar 0,2027 g yang berwarna orange. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat fraksi F B merupakan senyawa golongan katekin dengan kemungkinan memiliki gugus hidroksil pada C-3, C-7, dan C-4', serta mempunyai gugus fungsi –OH, C-H aromatik, C-H alifatik, C=C aromatik, C-O alkohol dan tidak mengandung gugus karbonil C=O. Isolate dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada 100 ppm dan S. aureus pada 500 ppm. ABSTRACT Isolation and identification of active antibacterial compounds from star fruit Averrhoa carambola Linn. has been carried out. As much as g of concentrated methanol extract was resulted from 10 kg star fruit that was macerated using methanol. This extract was dissolved into methanol-water 73 and then partitioned with n-hexane and chloroform respectively, resulting in concentrated extracts of g of n-hexane, g of chloroform, and g of water. The result of phytochemical test for flavonoid for all of the extracts suggested that water extracts showed most be test intense to the flavonoid. Separation of water extract using column chromatography resulted in F B fractions that was orange as much as g and contains flavonoid. Infra red and UV-vis spectroscopy were employed in order to identify the F B fraction. The result of identification showed that isolate fraction F B was cathechin compounds which contained hydroxyl groups at C-3, C-7 and C-4'. It also had functional groups like –OH, C-H aromatic, C-H aliphatic, C=C aromatic, C-O alcohol, and it did not contained C=O carbonyl group. The isolate inhibited growth at 100 ppm and S. aureus grouth at 500 migration through 3D tissue depends on a physicochemical balance between cell deformability and physical tissue constraints. Migration rates are further governed by the capacity to degrade ECM by proteolytic enzymes, particularly matrix metalloproteinases MMPs, and integrin- and actomyosin-mediated mechanocoupling. Yet, how these parameters cooperate when space is confined remains unclear. Using MMP-degradable collagen lattices or nondegradable substrates of varying porosity, we quantitatively identify the limits of cell migration by physical arrest. MMP-independent migration declined as linear function of pore size and with deformation of the nucleus, with arrest reached at 10% of the nuclear cross section tumor cells, 7 µm2; T cells, 4 µm2; neutrophils, 2 µm2. Residual migration under space restriction strongly depended upon MMP-dependent ECM cleavage by enlarging matrix pore diameters, and integrin- and actomyosin-dependent force generation, which jointly propelled the nucleus. The limits of interstitial cell migration thus depend upon scaffold porosity and deformation of the nucleus, with pericellular collagenolysis and mechanocoupling as to the variation of botanical origin honey differs in appearance, sensory perception and composition. The main nutritional and health relevant components are carbohydrates, mainly fructose and glucose but also about 25 different oligosaccharides. Although honey is a high carbohydrate food, its glycemic index varies within a wide range from 32 to 85, depending on the botanical source. It contains small amounts of proteins, enzymes, amino acids, minerals, trace elements, vitamins, aroma compounds and polyphenols. The review covers the composition, the nutritional contribution of its components, its physiological and nutritional effects. It shows that honey has a variety of positive nutritional and health effects, if consumed at higher doses of 50 to 80 g per RedhoYani SofianiAnwar Wardi WaronganThe purpose of this study was to determine the effect of Self Healing Healing Touch on the decrease in sensarial pain in Post Op patients in the Regional Government Hospital of Kampar District II in Bangkinang City. The research method was carried out by pretest-posttest design that was giving a pretest initial observation before being given an intervention, after that it was given an intervention, then posttest final observation. The results of bivariate analysis showed that there was a significant effect of self healing with pain scale in patients post op with p value < It was concluded that self healing was used as a non-medication method to reduce pain scale in post op patients. Keywords Self Healing, Pain Scale, Post Op IrawanSetyo AriHypertension or high blood pressure is one of the major health problems that require special attention. Cupping therapy is a process to remove dirty blood from the body through the skin surface. Cupping is an alternative to lower blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of therapy bruise to the decrease of blood pressure in hypertensive clients. This research is taking pre-experimental one group pretest-post test design. The sample was selected based on inclusion criteria using accidental sampling with total respondent 14 people. Here is the independent variable and dependent variable bleed therapy is to decrease blood pressure. Collect data by observation. Collecting and using data pengolahahan T test with a significant α ≤ The results showed that there was a significant decrease in blood pressure between pre-test and post-test for systolic blood pressure decreased by an average of mmHg and pre-test and post-test diastolic blood pressure by an average of mmHg and testing with the T test indicates p = 0001 and 0003 α < It can be concluded that there are significant bruise therapy to decrease blood pressure in hypertension patients. Doing the right skin bruise location will be on the mast cell, which will produce substances such as serotonin, histamine, bradykinin, slow-reacting substance, Nitric Oxide NO and endorphins. These substances will make repairs and reduce the capillary pressure relaxing effect on muscle and vasodilatation of blood vessels, and eventually the blood pressure decrease. Needs further research with more respondents and considers factors - confounding factor in research. With this result can bleed into one alternative way of treatment of hypertensionHubungan shalat terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat TimurH F CahyaniCahyani HF. Hubungan shalat terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. 2014;Ancaman serius hipertensi di Indonesia. SimposiaJ MisbachMisbach J. Ancaman serius hipertensi di Indonesia. Simposia. 2007; utama riskesdas 2018R I KkRI KK. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta Kemenkes RI. 2018;
Kandunganbermanfaat untuk mencegah radikal bebas dan melindungi tubuh dari berbagai macam serangan penyakit, seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh (PDF) Pengaruh Pemberian Buah Naga Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang | Anthoni Hariyanto - Academia.edu
Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah Hylocerreus Polyrhizus Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kelurahan Paninggalan Kota Tangerang Abstract Hipertensi adalah suatu kondisi medis saat tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronik. Salah satu buah yang dapat mempengaruhi hipertensi adalah buah naga merah Hylocereus polyrhizus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah Kelurahan Paninggilan Kota Tangerang. Desain penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment dengan rancangan One Group Pre test-Post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 18 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Uji statistik yang digunakan yaitu paired T-test dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi setelah diberikan jus buah naga merah dengan hasil P value = 0,000. Diharapkan kedepannya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif pada penderita hipertensi. Keywords Jus Buah Naga Merah; Tekanan Darah References Ragil Sari. 2011. Pengaruh Pemberian Mahkota Dewa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Pisangan Tridadi Sleman. Naskah Publikasi Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Puskesmas Tangerang. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Tangerang. Puskesmas Krayan 2016 Ramayulis, Rita 2013. Jus Super Ajaib. Jakarta Penebar Plus Kementerian kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan dasar. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kharisna, Dendy, Wan Nisfha Dewi, and Widia Lestari. 2012. Efektifitas konsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Jurnal Ners Indonesia, 22, 124-131. Siti, Rahayu. 2017. Pengaruh Terapi Air Rebusan Daun Salam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Katipugal Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia. Nuraini, B. 2015. Risk Fators of Hypertension. Faculty of Medicine, University of Lampung. vol. 4, No. 5, pp. 11 DOI
. 7ymleh30lo.pages.dev/4697ymleh30lo.pages.dev/547ymleh30lo.pages.dev/8917ymleh30lo.pages.dev/9257ymleh30lo.pages.dev/8277ymleh30lo.pages.dev/9157ymleh30lo.pages.dev/4707ymleh30lo.pages.dev/1117ymleh30lo.pages.dev/4027ymleh30lo.pages.dev/6597ymleh30lo.pages.dev/4097ymleh30lo.pages.dev/5637ymleh30lo.pages.dev/9847ymleh30lo.pages.dev/317ymleh30lo.pages.dev/617
jurnal buah naga untuk hipertensi