3 lakukan kegiatan berikut sesuai dengan instruksinya! a. bacalah sebuah proposal, baik di perpustakaan ataupun dari internet. b. bersama 2-4 orang teman, identifikasilah fitur-fitur kebahasaan yang menandai proposal kebahasaan lainnya yang bisa jadi penanda utama proposal tersebut.jelaskanlah Kedua, pengertian operasional – dalam kegiatan ilmiah setiap pengertian yang terkandung di dalamnya hendaknya bersifat operasional agar terjadi kesamaan persepsi, visi, dan penafsiran. Untuk itu, perlu dibuat rumusan yang jelas dan objektif. Jika diperlukan, beberapa pengertian dapat dibuatkan rumusan pengertiannya secara eksplisit. Membuat pengertian operasional dapat dilakukan dengan membuat definisi atau sinonim dari hal-hal yang akan dijelaskan. Di samping itu, pengertian operasional dapat disusun dengan membuat deskripsi secara jelas baik segi kausal, dinamis, maupun ciri-ciri yang dapat diidentifikasi. Ketiga, berpikir kuantitatif artinya untuk lebih menjamin objektivitas penyampaian pikiran atau keterangan. Hal ini berarti perlunya data kuantitatif sebagai pendukung terhadap segala pikiran yang akan dikemukakan. Tulisan ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, simpulan, serta pendapat/pendirian penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik teroretik maupun empirik. Tulisan ilmiah senantiasa bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengetahun, teknologi, dan seni yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini merupakan sumber kerangka berpikir paradigma dalam mengumpulkan informasi-informasi secara empirik. Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui kadar keilmuan tulisan siswa maka perlu dilakukan kajian terhadap karya ilmiah yang dibuat siswa SMA Negeri 3 Tasikmlaya. Untuk itu, kajian atau penelitian dengan judul “Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3 Tasikmalaya pada Majalah Dinding Mading Sekolah” penting untuk dilakukan. Rencana kegiatan ini dituangkan dalam proposal penelitian Perumusan Masalah Penelitian terhadap tulisan ilmiah para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada majalah dinding mading sekolah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif tentang kadar keilmiahan tulisan yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam pengungkapan konsep-konsep keilmuan dan fakta ilmiah. Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan ilmiah dalam mading itu meliputi penilaian unsur kebahasaan dan unsur nonkebahasaan. Unsur kebahasaan terdiri atas penggunaanBahasa Indonesia 145kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik yang terdapat dalam tulisan, sedangkan unsur nonkebahasaan terdiri atas unsur isi dan organisasi tulisan. Penilaian terhadap unsur kebahasaan dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan penggunaan unsur teknis ilmiah kebahasaan yang terdapat dalam tulisan/mading yang dipublikasikan. Adapun penilaian terhadap unsur nonkebahasaan dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan informasi ilmiah dan pengembangan alur berpikir yang disampaikan oleh penulis. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimanakah kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? b. Bagaimanakah kadar keilmiahan tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? c. Bagaimanakah kadar keilmiahan kosakata dan istilah yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam Mading sekolahnya? d. Bagaimanakah kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya? e. Bagaimanakah kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang disajikan dalam mading sekolahnya? 3. Tujuan Penelitian Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut. a. Untuk mengetahui kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. b. Untuk mengetahui kadar keilmiahan organisasi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. c. Untuk mengetahui kadar keilmiahan kosakata dan istilah tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. d. Untuk mengetahui kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya. e. Untuk mengetahui kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK4. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam menambah pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan yang berkadar ilmiah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi guru dalam menulis mading yang berkadar ilmiah dilihat dari aspek keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan mekanik yang terdapat dalam tulisan mading. Hasil pendeskripsian tulisan berkadar ilmiah ini nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi guru dalam memberikan pembelajaran menulis yang berkadar ilmiah. 5. Definisi Operasional Tulisan berkadar ilmiah adalah karangan tertulis yang menyajikan fakta umum dengan menggunakan metode ilmiah dan menggunakan aspek bahasa tulis ilmiah yang disajikan secara singkat, ringkas, jelas, dan sistematis. Tulisan berkadar ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolahnya selama tiga tahun Tinjauan Pustaka Salah satu ranah kegiatan penting yang dilakukan guru di universitas adalah kegiatan ilmiah, yakni kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni ipteks, baik yang dilakukan melalui aktivitas penelitian maupun publikasi ilmiah. Upaya pengembangan ipteks bukan merupakan kegiatan individual atau kelompok melainkan merupakan kegiatan universal yang melibatkan semua ilmuwan di seluruh dunia. Oleh karena itu, para ilmuwan – terutama yang terlibat dalam disiplin ilmu sejenis inhouse style perlu saling bekerja sama dan berkolaborasi untuk mengomunikasikan dan memublikasikan kegiatan ilmiah mereka. Agar kerja sama dan kolaborasi tersebut efektif dan efisien, alat komunikasi yang digunakan perlu disesuaikan dengan hakikat ilmu pengetahuan serta dengan cara kerja para ilmuwan. Alat komunikasi itu adalah ragam bahasa khusus, yang oleh bahasawan mazhab Praha disebut ragam bahasa ilmiah Davis, 1973 229. Ciri utama ragam bahasa ilmiah adalah serba nalar/logis, lugas/padat, jelas/eksplisit, impersonal/objektif, dan berupa ragam baku standar.Bahasa Indonesia 147Johannes 1978 2-3 mengemukakan ihwal gaya bahasa keilmuan pada dasarnya sama pengertiannya dengan ragam bahasa fungsional baku. Yang dimaksud dengan ragam fungsional baku adalah ragam tulis yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut 1 bahasanya adalah bahasa resmi, bukan bahasa pergaulan; 2 sifatnya formal dan objektif; 3 nadanya tidak emosional; 4 keindahan bahasanya tetap diperhatikan; 5 kemubaziran dihindari; 6 isinya lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat. Moeliono 1993 3 menyatakan ciri-ciri bahasa keilmuan yang menonjol adalah kecendekiaannya. Pencendekiaan bahasa itu dapat diartikan proses penyesuaiannya menjadi bahasa yang mampu membuat pernyataan yang tepat, saksama, dan abstrak. Bentuk kalimatnya mencerminkan ketelitian penalaran yang objektif. Ada hubungan logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hubungan antarkalimat yang logis meliputi relasi sebab akibat, lantaran dan tujuan, hubungan kesejajaran, kemungkinan kementakan probabilitas, dan gelorat necessity yang diekspresikan lewat bangun kalimat yang khusus. Harjasujana 1993 3 menyatakan, penggunaan bahasa dalam ipteks itu khusus dan khas. Ciri dan karakteristiknya yang utama ialah lugas, lurus, monosemantik, dan ajeg. Bahasa ilmiah itu harus hemat dan cermat karena menghendaki respons yang pasti dari pembacanya. Kaidah-kaidah sintaktis dan bentukan-bentukan bahasa dan ranah penggantinya harus mudah dipahami. Kehematan penggunaan kata, kecermatan dan kejelasan sintaksis yang berpadu dengan penghapusan unsur-unsur yang bersifat pribadi dapat menghasilkan ragam bahasa ilmiah yang umum. Kelugasan, keobjektifan, dan keajegan bahasa tulis ilmiah itulah yang membedakannya dengan ragam bahasa sastra yang subjektif, halus, dan lentur sehingga intrepretasi pembaca yang satu kerap kali sangat berbeda dengan interpretasi dan apresiasi pembaca lainnya. Badudu 1992 39 menjelaskan bahwa bahasa ilmiah merupakan suatu laras register bahasa yang khusus, yang memiliki coraknya sendiri. Bahasa ilmiah merupakan suatu laras dari ragam bahasa resmi baku. Sebagai bahasa dengan laras khusus, bahasa ilmiah itu harus jelas, teratur, tepat makna. Bahasa ilmiah adalah bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dengan cacat sekecil- kecilnya. Artinya, jangan sampai bahasa yang digunakan itu demikian banyak kekurangannya sehingga informasi yang akan disampaikan148 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKtidak sampai kepada sasarannya. Agar jelas, bahasa ilmiah harusteratur, lengkap, tersusun baik, teliti dalam pengungkapannya, danmembentuk satu kesatuan ide. Unsur kebahasaan dan nonkebahasaan merupakan komponenyang harus diperhatikan untuk menghasilkan tulisan yang jelas, benar,baik, dan bermutu. Unsur-unsur kebahasaan dalam tulisan berkadarilmiah terdiri atas kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, danmekanik. Pertama, kosakata dan istilah yang digunakan hendaknyamemperhatikan pemanfaatan potensi kata canggih, kata dan ungkapanyang dipilih tepat makna, dan penulis sendiri perlu mengetahuipembentukan kata dan istilah. Pemanfaatan potensi kata yang terbatassebaiknya dihindari, apalagi pemanfaatan potensi kata dan istilah yangasal-asalan. Hal lain yang perlu dihindari penulis adalah memilih katadan ungkapan yang kurang tepat sesuai dengan konteksnya. Apalagijika pilihan kata dan ungkapan yang kurang tepat itu sampai merusakmakna yang dimaksud oleh penulis. Pengetahuan kosakata dan istilahyang rendah dari penulis dapat mempengaruhi kadar keilmiahantulisannya. Kedua, pengembangan bahasa dalam tulisan berkadar ilmiahberkaitan dengan sintaksis yang digunakan penulis. Aturan sintaksisyang perlu dikuasai penulis terutama yang berhubungan dengankalimat, klausa, dan frasa baik hubungan satuan-satuan tersebutsecara fungsional maupun hubungan secara maknawi. Dalam tulisanberkadar ilmiah, penulis perlu memperhatikan konstruksi kalimatyang digunakan. Konstruksi kalimat dapat saja berbentuk sederhanaatau kompleks, tetapi harus tetap efektif. Kesalahan serius dalamkonstruksi kalimat hendaknya perlu dihindari. Apalagi jika kesalahantersebut dapat membingungkan makna atau mengaburkan maknayang dimaksud oleh penulis sehingga tulisan tidak komunikatif. Ketiga, aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan berkadarilmiah berkaitan dengan aturan penulisan yang berupa ejaan dantanda baca. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis perlumenguasai aturan penulisan, terutama yang berupa ejaan dan tandabaca. Di samping ejaan dan tanda baca, penulis perlu memperhatikankerapian dan kebersihan tulisannya. Dalam menulis berkadar ilmiah,penulis harus menghindari kesalahan ejaan dan tanda baca, apalagijika kesalahan tersebut dapat membingungkan atau mengaburkanmakna sehingga mengurangi nilai atau bobot dari tulisan Indonesia 149Di samping menguasai unsur-unsur kebahasaan, penulis juga perlu menguasai unsur-unsur nonkebahasaan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan seseorang menulis bukan hanya menghasilkan bahasa melainkan ada sesuatu yang akan diungkapkan dan dinyatakan melalui sarana bahasa tulis. Adapun unsur nonkebahasaan dalam tulisan berkadar ilmiah terdiri atas isi dan organisasi. Pertama, isi tulisan. Penulis harus memperhatikan kualitas dan ruang lingkup isi yang hendak disampaikan. Isi tulisan yang dituangkan hendaknya padat informasi, substantif, pengembangan gagasan tuntas, dan relevan dengan permasalahan yang hendak disampaikan. Dalam menyampaikan isi tulisan, penulis sebaiknya menghindari pemberian informasi yang sangat terbatas, substansi yang disampaikan kurang atau bahkan tidak ada substansi, pengembangan gagasan kurang relevan atau tidak tampak. Kedua, organisasi dalam tulisan berkadar ilmiah berkaitan dengan ekspresi atau gagasan yang akan diungkapkan oleh penulis. Agar gagasan atau ekspresi yang dimaksud penulis tersampaikan, gagasan itu perlu diungkapkan dengan jelas, lancar, padat, tertata dengan baik, urutannya logis dan kohesif. Untuk menghasilkan tulisan berkadar ilmiah yang baik dan sempurna, penulis harus menghindari penyampaian gagasan yang kacau, terpotong-potong, pengembangan yang tidak terorganisasi, dan tidak logis. D. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk mendeskripsikan kadar keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolah. Data tulisan siswa berkadar ilmiah dalam mading diambil dalam kurun waktu selama tiga tahun terakhir 2013–2016. Dalam kurun waktu itu terdapat 48 artikel yang dipublikasikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan berulang- ulang dan teknik format isian. Teknik pembacaan berulang-ulang bertujuan untuk mendata tulisan yang berkadar ilmiah. Teknik format isian dimaksudkan untuk mengumpulkan data berupa tulisan berkadar ilmiah yang menjadi sasaran penelitian Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKAnalisis data dilakukan terhadap kadar tulisan ilmiah yang meliputiisi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, danaspek mekanik. Analisis kadar keilmiahan tulisan didasarkan padaciri-ciri dan sifat-sifat tulisan yang berkadar ilmiah tersebut. Untukmengetahui kadar keilmiahan tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalayayang dipublikasikan pada mading digunakan model penilaian tulisandengan menggunakan skala interval untuk tiap tingkatan tertentupada tiap aspek yang diteliti/dinilai. Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh keluaran atauhasil yang jelas dan komprehensif tentang kadar keilmiahan isitulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, danaspek mekanik dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yangdipublikasikan pada mading sekolah, yang selanjutnya dapat dijadikanpedoman dalam menulis dan memublikasikan artikel/tulisan padamading Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sebagai Nama Kegiatan Bulan 1. Persiapan penyusunan proposal, Maret–April penyusunan instrumen, dan studi Mei dokumentasi Juni–Agustus 2. Seminar proposal/desain penelitian September–Oktober 3. Pelaksanaan penelitian November 4. Analisis data Desember 5. Penyusunan laporan 6. Seminar hasil penelitian, penyerahan laporan Bahasa Indonesia 151F. Rencana Anggaran Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini direncanakan sebagai berikut. No. Uraian Kegiatan Volume Kegiatan Jumlah Biaya dan Satuan Biaya 1. Persiapan Rp a. Penyusunan 1x Rp Rp proposal 1x Rp Rp b. Penyusunan instrumen penelitian 1x3 org x c. Koordinasi dengan Rp redaksi mading 2. Kegiatan operasional 48 artikel x Rp a. pembacaan artikel Rp mading b. analisis data 1 x Rp Rp 3. Bahan dan alat 1 rim x Rp a. kertas kuarto Rp b. tinta printer 2 buah x Rp Rp 4. Penyusunan laporan 1 x Rp Rp 5. Seminar hasil penelitian 1 x Rp Rp 6. Penggandaan laporan 10 eks x Rp Rp 7. Jumlah keseluruhan Rp G. Daftar Pustaka Badudu, 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta Gramedia. Davis, 1973. Introducing Applied Linguistics. Harmondsworth Penguin Education. Harjasujana, 1993. “Sistem Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi”, Makalah Seminar Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi. Bandung Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKJohannes, H. 1993. “Gaya Bahasa Keilmuan”, Kertas Kerja Kongres Bahasa Indonesia III. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Moeliono, A. 1993. “Bahasa yang Efektif dan Efisien”, Makalah Seminar Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi. Bandung ITB. Nurgiyantoro, B. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta BPFE. Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Guru IKIP Yogyakarta”, Mading Kependidikan, Nomor 1, Tahun XXVI, 1996. Yogyakarta Lembaga Penelitian IKIP. Sumber Khaerudin Kurniawan dengan beberapa perubahan Contoh tersebut adalah contoh proposal. Berdasarkan contoh tersebutdapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan proposal adalah teks yangberupa permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk melakukansuatu kegiatan penelitian. Tugas1. Secara berkelompok, cermatilah kembali contoh proposal di Kemudian, jelaskanlah informasi-informasi yang kamu anggap penting pada setiap bagiannya Berdasarkan informasi-informasi itu, rumuskan pula maksud/tujuan dari adanya bagian-bagiannya itu. Bagain-Bagian Informasi Penting Maksud/Tujuan Proposala. Latar belakangb. Perumusan masalahc. Tujuand. Kontribusi penelitiane. Definisi operasionalf. Tinjauan pustaka Bahasa Indonesia 153Bagain-Bagian Informasi Penting Maksud/Tujuan Proposal g. Metode penelitian h. Jadwal pelaksanaan i. Rencana anggaran j. Daftar pustaka Kegiatan 2 Menemukan Informasi yang Dibaca untuk Dikembangkan Menjadi Proposal Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini ber- gantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam beberapa aspek, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut bagian-bagian yang sebaiknya ada di dalam proposal tersebut. 1. Latar Belakang Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian. Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan sebagainya. 2. Masalah dan Tujuan Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan tersebut. 3. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi yang konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul, masing-masing akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil- hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu merupakan dasar argumentasi bagi pengusul dalam meneliti persoalan- persoalannya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Dari teori-teori yang dikemukakan itu, penerima usul bisa memahami bobot usulan itu di samping dapat mengetahui pula penguasaan pengusul terhadap kegiatan yang Metode Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket kuesioner, wawancara, observasi, studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan rencana pengolahan data yang diperlukan. Melalui metode-metode yang digunakan, kegiatan yang direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah rencana itu akan diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif, metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula olehnya jumlah biaya yang perlu Pelaksana Kegiatan Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima proposal adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan proposal tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu daftar personalia atau pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan jalan desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan itu. Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah jelas, yakni mahasiswa itu Indonesia 1557. Fasilitas Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas- fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak lain. Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis sanggup mengerjakannya dengan baik. 8. Keuntungan dan Kerugian Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan, dan sebagainya. Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima. Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan itu. 9. Lama Waktu Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian masing-masing. 10. Pembiayaan Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul. Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan perincian tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKUntuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika proposal berikut!1. Latar Belakang2. Masalah dan Tujuan a. Masalah b. Tujuan3. Ruang Lingkup Kegiatan a. Objek b. Jenis-Jenis kegiatan4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis a. Kerangka teoretis b. Hipotesis5. Metode6. Pelaksana Kegiatan a. Penanggung jawab b. Susunan personalia7. Fasilitas yang Tersedia a. Sarana b. Peralatan8. Keuntungan dan Kerugian a. Keuntungan-Keuntungan b. Kemungkinan kerugian9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Waktu b. Tempat10. Anggaran Biaya11. Daftar Pustaka12. Lampiran-LampiranBahasa Indonesia 157Sistematika tersebut dalam beberapa hal memiliki perbedaan apabila proposal tersebut ditujukan untuk suatu penelitian. Sistematika penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut. 1. Latar Belakang Masalah 2. Perumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian 5. Landasan Teori 6. Metode Penelitian 7. Kerangka Penulisan Laporan Sistematika proposal bersifat fleksibel, bergantung pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju. Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul. Tugas 1. Secara berkelompok, cermatilah bagian-bagian dari contoh proposal di atas. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. a. Proposal itu meliputi bagian-bagian apa saja? b. Apakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap sebagaimana yang seharusnya untuk sebuah proposal penelitian? 2. Sampaikanlah jawaban kelompokmu itu di depan kelompok lainnya untuk disamakan persepsinya sehingga diperoleh pemahaman yang sama untuk seluruh warga Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKB. Melengkapi Informasi dalam Proposal secara Lisan Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. mengidentifikasi isi proposal dari informasi yang dibaca; 2. menyajikan proposal hasil diskusi. Kegiatan 1 Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang Dibaca Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan itu. Misalnya, dari proposal tentang “pelatihan membaca dan menulis” di atas kita menjadi mengetahui manfaat membaca dan menulis dan prosedur pelatihannya. Dengan demikian, kita menjadi paham tentang pentingnya kegiatan tersebut apabila diterapkan di sekolah masing-masing. Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat pula kita kerja samakan penyelesaiannya dengan pihak lain. Untuk sampai pada pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan sikap- sikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya. Seperti yang kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang sudah dibaca, kita perlu mengetahui terlebih dahulu makna dari kata-kata Indonesia 159Tugas 1. Bacalah sebuah proposal penelitian ataupun proposal kegiatan-kegiatan lainnya. 2. Secara berkelompok, catatlah kebermanfaatan yang kamu peroleh serta inspirasi yang dapat kamu kembangkan setelah membaca proposal tersebut. Judul proposal ..... Aku Menjadi Tahu tentang Aku pun akan Merencakan .... ....... 3. Presentasikanlah laporan hasil diskusi kelompokmu itu. Mintalah kelompok lain untuk memberikan penilaian/tanggapan-tanggapannya. Kelompok penanggap .... Aspek Bobot Skor Keterangan a. Keterperincian uraian 40 b. Kelogisan dalam 40 perencanaan c. Kejelasan dalam 20 100 penyampaian Jumlah160 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKegiatan 2Menyajikan Proposal Hasil Diskusi Kita sudah mengetahui bahwa struktur proposal terdiri atas bagian-bagian Latar Belakang2. Masalah dan Tujuan a. Masalah b. Tujuan3. Ruang Lingkup Kegiatan a. Objek b. Jenis-jenis kegiatan4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis a. Kerangka teoretis b. Hipotesis5. Metode6. Pelaksana Kegiatan a. Penanggung jawab b. Susunan personalia7. Fasilitas yang Tersedia a. Sarana b. Peralatan8. Keuntungan dan Kerugian a. Keuntungan-keuntungan b. Kemungkinan kerugian9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Waktu b. Tempat10. Anggaran Biaya11. Daftar Pustaka12. Lampiran-Lampiran Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut. 1. Pernyataan argumentatif 2. Pernyataan persuasif 3. Kata-kata teknis 4. Kata kerja tindakanBahasa Indonesia 1615. Kata pendefinisian 6. Kata perincian 7. Kata keakanan Struktur dan kaidah itulah yang menjadi pedoman kita ketika mendiskusikan kelengkapan dan ketepatan suatu proposal. Selain itu, diskusi tentang suatu teks proposal ataupun teks-teks lainnya dapat pula berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pemilihan kata, serta kebakuan ejaan dan tanda bacanya. Tugas 1. Lakukanlah forum diskusi kelas. 2. Bersamaan dengan itu, persiapkanlah 2–3 kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis terhadap proposal yang telah dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. 3. Tampilkanlah laporan atas hasil analisis itu secara bergiliran di depan kelas, untuk menyoroti kelengkapan struktur dan ketepatan kaidah kebahasaannya. 4. Tanggapilah setiap presentasi tersebut oleh anggota kelas dengan diatur oleh seorang moderator. 5. Catatlah setiap pertanyaan dan tanggapan yang muncul dalam diskusi tersebut untuk dijadikan rumusan simpulan. 6. Bacakanlah simpulan untuk seluruh penampilan presentasi, berkaitan dengan kelengkapan struktur dan kaidah-kaidah proposal-proposal itu. Kelompok Catatan-catatan Penting Simpulan Penampil I II III162 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKC. Menganalisis Isi, Sistematika, dan Kebahasaan Proposal Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. menganalisis isi teks proposal; 2. menganalisis kaidah kebahasaan teks proposal. Kegiatan 1 Menganalisis Isi Teks Proposal Berdasarkan contoh dan definisi proposal sebelumnya, kita dapat mengetahui pula isi dari sebuah proposal secara umum, yakni berupa usulan kegiatan. Adapun isinya secara khusus dapat bermacam-macam bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya itu. Di samping memiliki kesamaan umum, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan bakti sosial, perlombaan, dan kegiatan-kegiatan sejenis lainnya. Tugas 1. a. Perhatikanlah cuplikan proposal berikut. b. Termasuk jenis proposal apakah teks tersebut? c. Secara berkelompok, jelaskan isinya ke dalam 2–3 paragraf. d. Gunakan dengan bahasamu sendiri! 2. Cermati pula cuplikan proposal berikut untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan di bawah ini secara berdiskusi. a. Proposal itu lazimnya diajukan oleh siapa? b. Kepada pihak manakah proposal itu sebaiknya kita ajukan? c. Apakah bagian-bagian proposal itu sudah lengkap? d. Apabila kamu berperan sebagai penerimanya, adakah isinya yang masih memerlukan penjelasan? e. Cuplikan proposal itu dapatkan dimanfaat juga untuk kegiatan di sekolahmu? Jelaskan!Bahasa Indonesia 163A. Latar Belakang Membaca dan menulis merupakan dua jenis keterampilan yang harus dikuasai para siswa dalam bahasa dan sastra Indonesia, di samping menyimak dan berbicara. Keduanya termasuk ke dalam ragam bahasa tulis yang besar sekali kontribusinya bagi prestasi dan masa depan para siswa. Membaca dan menulis juga merupakan identitas peradaban sebuah masyarakat dan sekaligus kunci keberhasilan dan kemajuan bangsa. Namun, sayangnya dua keterampilan inilah yang selalu menjadi persoalan klasik dalam dunia pendidikan Indonesia. Realitas kemampuan membaca dan menulis para siswa kita memang tidak menggembirakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sastrawan Taufiq Ismail, melalui observasinya kepada beberapa siswa di kawasan ASEAN, dia mengatakan bahwa anak-anak Indonesia rabun membaca dan pincak menulis atau bahkan dikatakan sebagai bangsa yang malah sudah buta membaca dan lumpuh menulis. Bukti lain turut menguatkan temuan tersebut adalah hasil penelitian International Association for the Evaluation of Educational Achievment IAEA, melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Rata-rata skor membaca untuk SD adalah sebagai berikut 1 Hongkong 755,5, 2 Singapura 74,0, 3 Thailand 65,1, 4 Filipina 52,6, dan 5 Indonesia 51,7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% materi bacaan. Mereka menemukan kesulitan dalam membaca soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Kesulitan ini terjadi karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal- soal pilihan ganda di samping proses pembelajaran yang tidak mendukung terhadap kemampuan penalaran dan praktik. Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. Apalagi dengan pendekatan yang digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam pengembangannya, terutama dalam pemilihan materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya. Dengan demikian, terangkatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis siswa, kembali kepada peran para pengajar dalam pengajarannya. Untuk itu, sebuah upaya pembekalan164 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKterhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk Tujuan Pelatihan 1. Tujuan Umum Tujuan umum pelatihan ini mencakup dua hal 1 meningkatkan pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan para pengajar terhadap substansi materi membaca dan menulis dan 2 meningkatkan profesionalisme para pengajar dalam mengajarkannya sesuai dengan kompetensi para siswa sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan pelatihan ini adalah sebagai berikut. a. Meningkatkan daya baca para pengajar dalam beragam keterampilan membaca. b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengajar dalam mengembangkan perencanaan dan implementasi pengajaran membaca di sekolah. c. Meningkatkan daya tulis para pengajar dalam beragam keterampilan menulis. d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan perencanaan dan implementasi pengajaran menulis di Materi Pelatihan Secara garis besar, materi pokok pelatihan ini terdiri atas dua macam 1 keterampilan membaca beserta pembelajarannya dan 2 keterampilan menulis beserta pembelajarannya. Kedua hal tersebut dirinci berdasarkan kompetensi dasar sebagaimana yang ada dalam materi pelatihan sebagai berikut. 1. Membaca cepat dan pembelajarannya. 2. Membaca nyaring dan pembelajarannya. 3. Membaca dalam hati dan pembelajarannya. 4. Membaca memindai dan pembelajarannya. 5. Membaca karya sastra dan pembelajarannya. 6. Menulis paragraf deskripsi dan pembelajarannya. 7. Menyunting dan pembelajarannya. 8. Menulis laporan dan Indonesia 1659. Menulis surat dan pembelajarannya. 10. Menulis iklan dan pembelajarannya. 11. Menulis rangkuman/ringkasan dan pembelajarannya. 12. Menulis ulasan dan pembelajarannya 13. Penulis teks pidato dan pembelajarannya. D. Peserta Peserta pelatihan ini adalah para pengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs se-Kabupaten Pati. E. Pendekatan, Metode, dan Skenario Pelatihan 1. Pendekatan Pelatihan ini menggunakan pendekatan partisipatori andragogi atau pelatihan partisipatif bagi orang dewasa, dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Selalu menghargai, memperhatikan pengetahuan, dan pengalaman yang telah dimiliki peserta. b. Memusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan masalah dan bukannya pada penguasaan materi. c. Mengutamakan kesikutsertaan peserta secara aktif dan merata dalam seluruh proses pelatihan. d. Pelatih tidak bertindak sebagai guru, tetapi sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan turut melibatkan diri dalam proses pembelajaran. e. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pelatihan dikerjakan bersama-sama antara pelatih, panitia, dengan peserta. f. Proses pembelajaran lebih mengutamakan peningkatan pemahaman, penghayatan, pemecahan masalah, dan pengalaman dari pengalihan pengetahuan. 2. Metode Pelatihan Pendekatan yang partisipatif, menuntut metode pembelajaran yang partisipatif pula. Metode-metode yang dimaksudkan berupa a. dengar pendapat, b. ceramah dan tanya jawab, c. silang baca dan diskusi kelompok, d. peragaan, e. kerja perorangan,166 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKf. kerja kelompok, dan g. praktikum. Dalam setiap penyajian, digunakan lebih dari satu metode untuk mempertinggi daya serap peserta dan menghindari kejenuhan. 3. Skenario Pelatihan Pelatihan ini dilakukan secara partisipatif. Dalam pe- laksanaannya, diselenggarakan melalui pemberian kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta adalah sebagai berikut. a. Analisis materi membaca dan menulis dalam kurikulum. b. Berlatih membaca dan menulis. c. Berlatih merancang rencana pembelajaran membaca dan menulis. d. Melakukan praktik pembelajaran membaca dan menulis. e. Mempresentasikan pengalaman hasil pelatihan peningkatan kemampuan membaca dan Sarana dan Media Pelatihan Sarana-sarana yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi hal- hal berikut. 1. Bahan bacaan, seperti kurikulum, buku sastra, karya ilmiah, koran/majalah, buku teks, dan bahan-bahan bacaan lainnya yang relevan. 2. Instrumen-instrumen, seperti a. format-format penilaian, b. lembar isian biodata peserta, dan c. jadwal pelatihan. 3. ATK peserta, fasilitator, dan kesekretariatan. 4. LCD 5. Lembar transparansi 6. White board/papan tulis 7. Kertas dinding 8. Spidol/kapur Indonesia 167G. Waktu dan Tempat Pelatihan 1. Waktu Pelatihan Pelatihan ini dilaksanakan selama enam hari efektif. Setiap hari terdiri atas 10 jam pertemuan dengan perincian 6 jam pelatihan di dalam kelas tatap muka dan 4 jam pertemuan studi mandiri terstruktur. 2. Tempat Pelatihan Pelatihan dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pati. Kegiatan 2 Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Proposal Perhatikan kembali cuplikan berikut. Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. Apalagi dengan pendekatan yang digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam pengembangannya, terutama dalam pemilihan materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya. Dengan demikian, terangakatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis siswa, kembali kepada peran para pengajar dalam pengajarannya. Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk dilakukan. Beberapa kaidah kebahasaan yang menandai sebuah proposal tampak di dalamnya. Di dalam tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat argumentatif. Argumen yang dimaksud, antara lain, tentang pemberlakuan kurikulum baru sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Kurikulum baru mendorong pemberdayaan peran guru pengajar dalam mengembangkan kompetensi siswa. Argumen-argumen tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu. Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat persuasif. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah penerima proposal untuk menerima ajuan itu. Misalnya,168 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKperhatikanlah kalimat terakhir dalam cuplikan itu. Kalimat “Untuk itu,sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangankurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesakuntuk dilakukan” merupakan kalimat persuasif yang menyatakanpentingnya kegiatan yang diajukannya itu sehingga diharapkan pihak yangditujunya bisa menerimanya. Fitur-fitur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal adalahsebagai Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya. Istilah Kegiatan Penelitian Istilah Keilmuan Pendidikanabstrak afektifanalisis data buku pelajaranhipotesis kompetensiinstrumen kurikulumlatar belakang materi pengajaranmetode penelitian media belajarpengolahan data minat bacapenelitian lapangan pembelajaranpengumpulan data peserta didikpopulasi psikologissampel sekolahteknik penelitian2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan metode penelitian. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua, Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan, direncakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program Menggunakan kata-kata bermakna lugas denotatif. Hal ini penting guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal. Bahasa Indonesia 169Tugas 1 1. Istilah-istilah di bawah ini berkenaan dengan bidang bahasa, sastra, agama, budaya, komunikasi, fisika, atau biologi? Peristilahan Bidang Keilmuan a. novel b. fonem c. gamelan d. bakteri e. keterbacaan f. permintaan pasar g. gravitasi h. huruf i. sanitasi j. gurindam 2. Apa maksud dari istilah-istilah berikut? Peristilahan Pengertian a. abstrak b. biaya c. data d. fokus penelitian e. hipotesis f. kualitatif g. populasi h. random i. sampel j. statistik 3. Lakukan kegiatan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Bacalah sebuah proposal, baik di perpustakaan ataupun dari internet. b. Bersama 2–4 orang teman, identifikasilah fitur-fitur kebahasaan yang menandai proposal Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKc. Sajikanlah proposal tersebut dalam format sebagai proposal ....Pihak penyusun ....Tertuju .... Fitur Kebahasaan Kutipan TeksPernyataan argumentatifPernyataan persuasifKata-kata teknisKata kerja tindakanKata pendefinisianKata perincianKata keakanand. Adakah fitur kebahasaan lainnya yang bisa menjadi penanda utama proposal tersebut? Jelaskanlah!D. Merancang Sebuah Proposal Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. menelaah hasil proposal; 2. menyusun proposal berdasarkan aspek-aspek penting. Kegiatan 1Menelaah Hasil Proposal Penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupunkebutuhan di lapangan. Untuk itu, kita tidak bisa serta merta mengajukansebuah kegiatan yang nantinya tidak sesuai dengan masalah ataupunkebutuhan nyatanya. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan Bahasa Indonesia 171sejumlah fakta yang menjadi dasar penyusunan proposal itu, yakni melalui observasi langsung ataupun dengan kegiatan wawancara ataupun penyebaran angket. Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu. Berdasarkan hal di atas, kamu akan mengetahui informasi, tujuan, dan esensi dalam proposal. Telah kamu ketahui bahwa proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah tujuan kegiatan kepada pembaca individu atau perusahaan sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan kegiatan tersebut lebih detail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada pembaca sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi dan misi. Tugas Marilah mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun proposal! 1. Lakukanlah observasi terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggalmu, baik itu melalui pengamatan langsung ataupun melalui wawancara dengan tokoh setempat, berkenaan dengan permasalahan kesehatan, keamanan, moralitas, kelestarian lingkungan hidup, dan persoalan- persoalan lainnya. 2. Pilihlah dari sekian persoalan yang kamu temukan itu yang dianggap penting dan mendesak untuk dicari penyebab ataupun pemecahannya. 3. Bersama beberapa teman, rumuskanlah bentuk kegiatan penelitian yang relevan dengan persoalan tersebut. 4. Cari pula referensi yang dapat memperkuat dan memperjelas persoalan yang kamu hadapi itu. Format Bahan-Bahan Proposal Jenis Persoalan Fakta Lapangan Teori Pendukung Perkiraan Solusi ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………172 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK5. Presentasikan atau silang bacakan catatan kelompokmu itu untuk mendapatkan tanggapan/masukan dari kelompok-kelompok Tanggapan/Saran Kegiatan 2Menyusun Proposal Berdasarkan Aspek-Aspek Penting Pada pembahasan terakhir ini, kamu harus mampu merancangproposal berdasarkan aspek-aspek penting. Namun, terlebih dahulu kamuharus memahami bagaimana penyusunan proposal. Penyusunan proposalbisa dilakukan melalui observasi lapangan atau membaca dari lebih mudah dalam membuat penyusunan proposal, kamu harusmengawalinya dengan melakukan analisis terhadap suatu masalah ataukebutuhan di lapangan. Dengan demikian, kita bisa mengajukan suatu kegiatan yang sesuaidengan kenyataan yang ada di lapangan. Ada tiga hal yang dapat dilakukanuntuk mengumpulkan sejumlah fakta dan data yang menjadi pusatpenyusunan proposal, yaitu melalui observasi langsung, melakukanwawancara dengan narasumber, atau melalui penyebaran angket. Langkah selanjutnya ialah dengan membaca berbagai literatur untukmemperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperansebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapanganitu. Penyusunan proposal harus diawali dengan kegiatan observasilapangan ataupun membaca berbagai literatur. Kegiatan itu sudah kamulakukan, bukan? Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalahmengembangkan temuan-temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yanglengkap, jelas, dan Lengkap, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai dari latar belakang sampai bagian daftar pustaka; mungkin juga lampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita harus memahami kembali struktur proposal yang telah dipelajari Jelas, perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan untuk proposal sehingga proposal yang kamu buat itu mudah dipahami oleh pembacanya. Bahasa Indonesia 1733. Menarik, perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi, pemilihan jenis huruf, spasi, dan hal-hal lainnya sehingga penerima usul tertarik untuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut membantu pula di dalam proses pengesahan proposal tersebut. Tugas 1. Dengan berkelompok, buatlah sebuah proposal sesuai dengan temuan- temuan masalah yang telah kamu tetapkan pada pembelajaran sebelumnya. 2. Susunlah proposal tersebut dengan memperhatikan kelengkapan struktur dan kaidahnya yang benar. 3. Presentasikanlah proposal tersebut di depan kelompok lainnya. Gunakanlah alat peraga atau perangkat multimedia untuk membantu memperjelas presentasi kelompokmu itu. 4. Mintalah kelompok lain untuk memberikan tanggapan dengan menggunakan format berikut. Aspek Isi Tanggapan a. Tingkat kepentingan/ kebermanfaatan kegiatan yang diajukan. b. Ketepatan dalam struktur teks. c. Kebakuan dalam penggunaan kaidah kebahasaan. d. Kejelasan dalam penyampaian. e. Daya tarik presentasi. 5. Berlatih pula secara mandiri untuk menyusun proposal suatu kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan di sekolah atau kegiatan di lingkungan tempat tinggalmu!174 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKBab VI MerancangKarya IlmiahSumber dokumen kemdikbudGambar Ilustrasi metode penelitian. Pernahkah kalian membuat karya tulis ilmiah? Karya ilmiah atau tulisanilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau peristiwa yangditulis berdasarkan kenyataan bukan fiksi. Misalnya, tulisan tentang ilmupengetahuan, alam sekitar, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studikepustakaan, penelitian, atau pengalaman di lapangan, dan pengetahuanorang lain membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar1. mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi karya ilmiah yang dibaca;2. merancang informasi, tujuan, dan esensi dalam karya ilmiah;Bahasa Indonesia 1753. menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah; dan4. mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memperhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan. Untuk membantumu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensidalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama! Mengidentifikasi Mengidentifikasi struktur informasi, tujuan, karya ilmiah yang dibaca. esensi karya ilmiah Menemukan informasi yang dapat dikembangkan yang dibaca. menjadi karya ilmiah. Merancang informasi, Menentukan informasi tujuan, dan esensi penting dalam karya dalam karya ilmiah. ilmiah. Menyajikan hasil diskusi. Merancang Karya Ilmiah Menganalisis Menganalisis sistematika sistematika dan karya ilmiah. kebahasaan karya Menganalisis kebahasaan karya ilmiah yang dibaca. ilmiah. Mengonstruksi sebuah Mengungkapkan karya ilmiah dengan informasi berdasar-kan isi karya ilmiah. memperhatikan isi, Menulis karya ilmiah sistematika, dan dengan memperhatikan kebahasaan. sistematika dan kaidah Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKA. Mengidentifikasi Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah yang Dibaca Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. mengidentifikasi struktur karya ilmiah yang dibaca; 2. menemukan informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah. Kegiatan 1Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah yang Dibaca Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiapbentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara umum,bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentukpopuler, bentuk semiformal, dan bentuk Bentuk Populer Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai populer. Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus rakyat atau disukai oleh sebagian besar orang karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi rekaan.2. Bentuk Semiformal Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas a. halaman judul, b. kata pengantar, c. daftar isi, d. pendahuluan, e. pembahasan, f. simpulan, dan g. daftar pustaka. Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan Indonesia 1773. Bentuk Formal Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Judul b. Tim pembimbing c. Kata pengantar d. Abstrak e. Daftar isi f. Bab Pendahuluan g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis h. Bab Metode penelitian i. Bab Pembahasan hasil penelitian j. Bab Simpulan dan rekomendasi k. Daftar pustaka l. Lampiran-lampiran m. Riwayat hidup Bentuk Penyajian Populer Semiformal Formal Bagan Bentuk-bentuk penyajian karya ilmiah Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut. 1. Judul Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional, kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKContoh AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual Siswa SMA Labschool UPI BandungDari judul di atas, dapat diketahui bahwaa. masalah yang diteliti aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswab. ruang lingkup penelitian kecerdasan emosi dan intelektual siswac. tujuan penelitian mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas pergaulan dengan prestasi belajar siswad. subjek penelitian siswa SMA Labschool UPI Bandunge. metode penelitian deskriptif-komparatif Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, denganmenggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua,dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-katapenggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan sepertidi, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan hurufkapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun,termasuk titik ataupun Pendahuluan Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional dan sistematika penulisan. a. Latar Belakang Masalah Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya. Bahasa Indonesia 179b. Perumusan Masalah Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis menganggap perlu untuk melakukan langkah-langkah pemecahan, misalnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut. c. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu. d. Manfaat Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu. 3. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan. Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis terdahulu. Langkah ini penting dilakukan guna menambah dan memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada sebelumnya. Di samping akan menghindari adanya duplikasi yang sia-sia, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan ilmu secara keseluruhan. 4. Metodologi Penelitian Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian. Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKSetiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metode- metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut. a. Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif statistika ataupun fakta kualitatif. b. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan. c. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar Pembahasan Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang; diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya diperlukan, pembahasan dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang lebih sistematis dan lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih menarik daripada penyajian secara verbal. Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data dapat diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, baik pulalah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan masalahnya pun akan jauh dari yang Indonesia 1816. Simpulan dan Saran Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian dari simpul masalah pendahuluan, kerangka teoretis yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian. Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai unsur penelitian secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di atas dengan meletakkannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada simpulan. Berdasarkan pengertian di atas, seorang peneliti harus pula melihat berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan. Hal- hal tersebut kemudian dituangkan ke dalam bagian yang disebut rekomendasi atau saran-saran. 7. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber- sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak tempat lebih dari satu baris ditulis dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi. Susunan penulisan daftar pustaka nama yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTugasSetelah mempelajari karya ilmiah, diskusikanlah dengan kelompokmu!1. Bacalah salah satu karya ilmiah, artikel dalam Analisislah bagian-bagian karya ilmiah Buatkan laporan kerja kelompok dengan menggunakan tabel Bagian Karya Ilmiah Tanggapan/Informasi Kegiatan 2Menemukan Informasi yang Dapat Dikembangkan Menjadi KaryaIlmiahPerhatikanlah cuplikan berikut! PENDAHULUANLatar Belakang Masalah Pada dasarnya sastra klasik merupakan karya sastra kultur dan etnikdaerah. Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntungkarena memiliki khazanah sastra klasik yang amat beragam dan kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik,yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul danberkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM,industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasiksebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yangwajar apabila kemudian muncul pertanyaan, nilai apa lagi yang masihdianggap relevan dan bermanfaat dari penelitian sastra klasik dalamkonteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang. Bahasa Indonesia 183Dalam karya-karya klasik memang terkandung pemikiran-pemikiran yang dekaden, penuh tahayul, dan menidurkan. Hal itu sulit dimungkiri. Cerita-cerita masa lampau mengandung banyak unsur yang tidak relevan lagi dengan napas modernisme maupun semangat demokratisasi. Karya dan kehidupan klasik tradisional sulit dipisahkan dari unsur feodalis dan mistisme. Namun demikian, hal lain yang tidak boleh terlupakan pula bahwa sastra klasik adalah catatan hidup dan kehidupan manusia masa lampau; sebagai bagian dari karya-karya kemanusiaan; itu artinya, karya- karya klasik pun tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Ujar Syariati 1994 bahwa masa lampau dan masa kini merupakan sebuah jurang. Antara keduanya memerlukan sebuah jembatan. Pertemuan antara keduanya sangatlah penting untuk membangun satu bentuk konvergensi kultural yang berkepribadian, tanpa harus kehilangan identitas dan esensi kebangsaannya. Penggalian terhadap sastra klasik diharapkan dapat memperoleh nilai pengalaman, perasaan, dan pemikiran esensial kemasyarakatan. Pemerolehan akan nilai-nilai tersebut, menurut Syariati 1994 sangat bermanfaat untuk menambah kearifan dan kebijakan hidup, baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Penggalian-penggalian terhadap hal-hal di atas telah banyak dilakukan para filolog maupun ahli-ahli dari disiplin ilmu lainnya antropolog, sosiolog, dan sebagainya. Hasilnya mereka mengakui bahwa karya- karya sastra klasik ternyata sarat nilai. Dalam karya-karya klasik banyak terkandung pesan-pesan moral, didaktis, dan adat istiadat Djamaris, 1990;Fang, 1991; Danawidjaja, 1994. Temuan-temuan tersebut tentunya bukan sesuatu yang final. Yang selama ini dilakukan umumnya masih terpisah-pisah, hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Jenis sastra Melayu Islam merupakan karya klasik yang belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Padahal karya-karya ini lebih dominan dalam khazanah perkembangan sastra Nusantara. Penulis menemukan kajian- kajian terhadap masalah ini baru sampai pada sajian-sajian makalah. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kajian yang lebih mendalam terhadap masalah ini amatlah penting untuk Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKFokus dan Kerangka Teori Di atas telah dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salah satusumber kultural yang sangat penting. Di dalamnya terkandung nilai-nilaikemanusiaan yang universal. Di samping itu, memang diakui bahwa dalamkarya-karya klasik dijumpai pula unsur-unsur kehidupan tradisionalyang dekaden, mistisme, yang tidak relevan dengan suasana modern dansemangat demokratisasi. Sastra klasik adalah fenomena di dalamnya persoalan-persoalan struktur, sejarah, dan sebab itu, untuk sampai pada pengertian yang sesungguhnya, penulismembatasinya pada persoalan kultur, dalam spesifikasi pandangan nilai-nilai moral. Yang termasuk ke dalam karya klasik itu sendiri jumlahnya sangatbanyak dan beragam. Dalam kaitannya dengan struktur kesejarahannya,dikenal adanya sastra klasik Hindu, sastra klasik Buddha, sastra klasikzaman peralihan, sastra klasik Islam. Karya sastra klasik yang dimaksuddalam penelitian ini dibatasi hanya pada sastra klasik dengan strukturMelayu dalam latar belakang keislaman. Pembatasan ini berdasarkanalasan bahwa sastra klasik masyarakat Melayu Islam merupakan khazanahsastra paling dominan di Nusantara Djamaris, 1990 Fang, 1991. Penelitian di atas memerlukan dukungan dari teori-teori sastra, teorimoral, dan antropologi. Teori sastra diperlukan untuk mengkaji ciri-cirisastra klasik dari masyarakat Melayu Islam, khususnya dikaitkan dengankonteks moral yang ada di dalamnya. Teori moral digunakan untukmengidentifikasi konsep-konsep moral yang mungkin ditemukan dalamkarya sastra melayu Islam itu, sedangkan teori antropologi diperlukanguna menganalisis struktur sosial budaya masyarakat Melayu Islam, dalamkaitannya dengan sistem moral yang tertuang dalam karya sastra PenelitianPenelitian ini bertujuan sebagai Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur, tokoh, latar, dan Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya sastra Melayu Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang terdapat dalam masyarakat Melayu Indonesia 185KAJIAN PUSTAKA Pengertian Sastra Penjelasan tentang “Apa itu sastra?”, dapat dikemukakan berdasarkan berbagai sudut pandang. Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan seperlunya, sesuai dengan tujuan untuk memahami kedudukan sastra dalam kaitannya dengan ajaran keislaman. Dalam memahami hakikat sastra, paling tidak ada dua pandangan yang selama ini berkembang. Pertama, pandangan Platonis, yang beranggapan bahwa karena sifatnya tiruan, maka sastra itu kurang bernilai dibandingkan dengan kenyataannya itu sendiri. Lebih dari itu, menurut Plato bahwa para seniman hanyalah menonjolkan sifat-sifat rendahan manusia, yang emosional, tidak pada segi rasionalitas, yang dianggapnya sebagai unsur kemanusiaan yang paling mulia dan luhur. Sehubungan dengan keberatan-keberatan dari Plato, Aristoteles menanggapinya sebagai berikut. Bahwa sastrawan tidak seperti apa yang dikatakan Plato, yang begitu saja menirukan atau menyajikan kembali peristiwa atau keadaan tertentu yang kebetulan dicatat atau diselidikinya. Namun, ia mengolahnya sedemikian rupa sehingga ia menampilkan unsur-unsurnya yang umum, di samping yang khas. Apa yang merupakan ciri khas dalam sastra, adalah sifat rekaannya yang sangat erat dengan bahasa. Dalam karya sastra, setiap kata, setiap tanda, betapa pun tampak remehnya tanda itu, misalnya titik dan koma, tetapi ia memiliki fungsi dan makna tersendiri; tanda-tanda itu tidak ada yang tidak terpakai, semuanya berfungsi sebagai penyandang bermakna. ..... Sumber “Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam”, Kosasih Teks seperti itulah yang lazim disebut dengan karya ilmah. Teks tersebut disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan masalah- masalah yang objektif dan faktual. 1. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan. 2. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain, didasari oleh hubungan sebab Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK3. Objektif impersonal, pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan umum; tidak didasari pandangan pribadi penulisnya Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang sesungguhnya; tidak imajinatif. Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam dan kelengkapan data merupakan hal lain yang sangat membuktikan bahwa pembahasan itu merupakan sesuatu yangrasional, penulis perlu data yang lengkap dengan tingkat kebenaranyang tidak terbantahkan. Untuk memperkuat pernyataan “sastra klasik itusarat dengan nilai-nilai moral”, penulis perlu membuktikannya dengan datalangsung dari karyanya itu sendiri dengan didukung pula oleh pandangan-pandangan teori ataupun ahli lain. Karya ilmiah tidak selalu identik dengan karya hasil penelitian. Karyahasil penelitian merupakan salah satu jenis dari karya ilmiah. Apabilamerujuk pada pengertian dan ciri-ciri di atas, akan banyak sekali ragamtulisan yang berkategori karya ilmiah. Contoh karya ilmiah dapat berupaartikel, makalah, laporan, skripsi, dan tulisan-tulisan sejenis lainnya. Tugas Setelah kamu membaca penggalan karya ilmiah di atas, ikutilahinstruksi di bawah ini!1. Lakukanlah observasi di lingkungan sekolah atau masyarakat tentang informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah!2. Perhatikan penulisan struktur karya ilmiah yang benar!Bahasa Indonesia 187B. Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya Ilmiah Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. menentukan informasi penting dalam karya ilmiah; 2. menyajikan hasil karya ilmiah yang telah didiskusikan. Kegiatan 1 Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk memublikasikan suatu ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu forum yang sering dijadikan tempat untuk tujuan itu adalah diskusi. Dalam forum itulah berbagai hal tentang karya ilmiah itu dibahas secara bersama-sama. Melalui forum itu pula kita dapat memperoleh informasi-informasi penting dari suatu karya ilmiah secara terbuka; disertai berbagai informasi dan tanggapan sebagai pelengkap dari peserta diskusi lainnya. Dalam diskusi seperti itu sering terlontar banyak gagasan penting. Selepas pembicara menyampaikan karya ilmiahnya, sesi berikutnya adalah forum tanya jawab. Dalam sesi ini para peserta menyampaikan sejumlah tanggapan kepada pembicara. Tanggapan itu bisa berupa pertanyaan, sanggahan, kritik, atau saran. Tugas 1. Secara berkelompok, bacalah sebuah karya ilmiah. Carilah karya ilmiah dari jurnal. Tentukanlah masalah-masalah pokok yang ada di dalamnya! Masalah Uraian Penting Sajikanlah permasalahan tersebut di dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagaimana yang telah kamu pelajari di Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK2. Lakukanlah diskusi kelas untuk mempresentasikan makalah tersebut secara bergiliran dengan kelompok lain!3. Catatlah gagasan dan saran penting dari berbagai permasalahan yang tertulis pada jurnal dari setiap penulis!Gagasan/Saran Penulis Kegiatan 2Menyajikan Hasil Karya Ilmiah dalam Diskusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yangharus diselesaikan atau dipecahkan. Melalui forum diskusi, masalah-masalah itu diharapkan dapat terselesaikan lebih baik karena melibatkanbanyak orang. Dalam diskusi resmi, seperti seminar, masalah itu dipaparkan olehseorang atau beberapa orang yang ditunjuk khusus oleh panitia berdasarkankeahlian ataupun penguasaannya terhadap masalah itu. Orang tersebutdinamakan dengan pemakalah atau narasumber. Dalam kegiatan tersebut,pemakalah bertugas untuk menjelaskan masalah dan solusinya yang telahia kemas di dalam makalahnya. Dalam kegiatan tersebut, narasumbertidak membacakan makalah, tetapi memaparkannya kembali secara lisandengan bahasa yang mudah dipahami para peserta. Untuk itu, kita dapatmenyertai penyelesaiannya dengan media, semacam power point. Denganmedia tersebut kita membuat kata-kata kunci dari isi makalah yang akankita paparan berikut! Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya. Bila si ibu anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga kematian ibu melahirkan. Padahal, kita ingat, di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi masih cukup tinggi. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan, terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan dr. Risa Anwar dalam Republika. Bahasa Indonesia 189Paparan tersebut tidak menarik bagi peserta diskusi apabila disajikan apa adanya, seperti yang tertulis di atas. Paparan tersebut sebaiknya disajikan secara lebih ringkas dengan menggunakan kata-kata kuncinya. Paparan secara ringkas dan menarik dapat dilihat pada tampilan berikut. Berikut langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi resmi. 1. Tampillah sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator. 2. Kalau tidak diperkenalkan oleh moderator, perkenalkan diri dengan rendah hati. 3. Sampaikan masalah umum dari isi makalah yang akan dipaparkan. 4. Jelaskan pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas. 5. Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta penting yang menyertai penjelasan di atas. 6. Akhiri paparan dengan menyampaikan simpulan. Tugas Lakukan kegiatan berikut ini! 1. Lakukanlah diskusi kelas untuk mempresentasikan 2–3 makalah yang terbaik di antara anggota kelas. 2. Tentukanlah petugas-petugasnya, seperti moderator dan sekretarisnya di samping para Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK3. Secara bergiliran, para pemakalah mendapat kesempatan untuk memaparkan isi makalahnya. Sebaiknya, para pemakalah juga menyertai paparannya itu bantuan LCD Pada akhir diskusi, lakukanlah ajang tanya jawab untuk menampung pertanyaan, dukungan, sanggahan, kritik, ataupun saran-saran para peserta diskusi untuk setiap Setiap peserta membuat catatan yang berupa ringkasan atas paparan para pemakalah beserta tanggapan-tanggapan para peserta Sajikanlah catatan laporan kegiatan diskusi itu seperti dalam format diskusi …..Hari, tanggal …..Moderator …..Sekretaris …..Pemakalah 1. …..2. …..3. …..Pemakalah I Ringkasan Isi Tanggapan Jawaban Pemakalah ….Pemakalah II Ringkasan ….Pemakalah III Ringkasan ….Tanggapan Para PesertaNama Peserta Jenis Tanggapan Bahasa Indonesia 191C. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. menganalisis sistematika karya ilmiah; 2. menganalisis kebahasaan karya ilmiah. Kegiatan 1 Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah Isi karya ilmiah memang dapat berkaitan dengan banyak hal, sepanjang hal-hal tersebut bukan sesuatu yang imajinatif. Masalah-masalah dalam karya ilmiah mencakup berbagai hal yang bersifat empiris pengalaman nyata, mulai dari masalah keagamaan, bahasa, budaya, sosial, ekonomi, politik, alam sekitar, dan sebagainya. Pada dasarnya, makalah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka. Tugas 1. Pilihlah dua buah jurnal! 2. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah dari kedua jurnal tersebut! 3. Bandingkanlah sistematika karya ilmiah yang disajikan dalam dua jurnal tersebut! 4. Buatlah laporan diskusi kelompokmu dengan mengikuti contoh tabel berikut ini! No Judul Karya Ilmiah Sistematika Analisis192 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKegiatan 2Menganalisis Kebahasaan Karya Ilmiah yang Dibaca Telah kita pelajari pada materi terdahulu bahwa salah satu ciri karyailmiah adalah bersifat objektif. Objektivitas suatu karya ilmiah, antaralain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbedadengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpenyang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakandalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti. Dalam hal ini, penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulandata dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data denganmenggunakan kuesioner”. Kalimat yang harus digunakan, adalah “Di dalammengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner.” Dalam kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis, atau bisa jugapeneliti. Cara lain dengan menyatakannya dalam kalimat pasif, misalnya,“Di dalam penelitian ini, digunakan kuesioner. Di dalam kalimat tersebut,subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam komunikasi ilmiah,memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif seperticontoh di atas. Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Karyailmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dankepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakannya itu harusreproduktif. Artinya, apabila penulis menyampaikan informasi, misalnya,yang bermakna X, pembacanya pun harus memahami informasi itu denganmakna X pula. Infomasi X yang dibaca harus merupakan reproduksi yangbenar-benar sama dari informasi X yang ditulis. Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermaknadenotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkansecara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi atau batasandari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika dalam karya itudigunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu harus terlebih dahulumenjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yanglebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsiantara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnyapemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata Indonesia 193Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel di bawah ini! No. Denotasi Konotasi Contoh kalimat Makna Contoh kalimat Makna 1. Tangan kiri Arman posisi, Partai politik ideologi, terkilir sewaktu lawan dari yang beraliran aliran politik bermain bola. kanan kiri dilarang di Indonesia. 2. Malam ini udara suhu Hatiku panas emosi, marah terasa sangat begitu melihat panas. Ahmad dimarahi Pak Lurah. 3. Adikku senang warna Ia sudah insaf, kemaksiatan, mengenakan gelap tidak ingin lagi kehinaan pakaian hitam tenggelam ke bila keluar rumah. dalam dunia hitam. 4. Rupanya tiang jenis Firaun terkenal diktator ini dilapisi besi, logam sebagai raja yang pantas saja bertangan besi. kepalaku benjol. 5. Kopi ini kok rasa Gadis manis itu? cantik, kurang manis, ya. Siapa lagi kalau rupawan Tolong tambahi bukan adikku. Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
Kerjakanlatihan berikut sesuai instruksinya! 1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 6 orang. 2. Susunlah sebuah teks anekdot dengan memerhatikan struktur teksnya. 3. Identifikasilah teks anekdot berdasarkan struktur teksnya. 4. Sajikan hasil diskusi kelompokmu dalam format berikut : Laporan Hasil Diskusi Kelompok

167 Bahasa Indonesia f. kerja kelompok, dan g. praktikum. Dalam setiap penyajian, digunakan lebih dari satu metode untuk mempertinggi daya serap peserta dan menghindari kejenuhan. 3. Skenario Pelatihan Pelatihan ini dilakukan secara partisipatif. Dalam pe- laksanaannya, diselenggarakan melalui pemberian kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta adalah sebagai berikut. a. Analisis materi membaca dan menulis dalam kurikulum. b. Berlatih membaca dan menulis. c. Berlatih merancang rencana pembelajaran membaca dan menulis. d. Melakukan praktik pembelajaran membaca dan menulis. e. Mempresentasikan pengalaman hasil pelatihan peningkatan kemampuan membaca dan menulis. F. Sarana dan Media Pelatihan Sarana-sarana yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi hal- hal berikut. 1. Bahan bacaan, seperti kurikulum, buku sastra, karya ilmiah, koranmajalah, buku teks, dan bahan-bahan bacaan lainnya yang relevan. 2. Instrumen-instrumen, seperti a. format-format penilaian, b. lembar isian biodata peserta, dan c. jadwal pelatihan. 3. ATK peserta, fasilitator, dan kesekretariatan. 4. LCD 5. Lembar transparansi 6. White boardpapan tulis 7. Kertas dinding 8. Spidolkapur tulis. Kelas XI SMAMASMKMAK 168 G. Waktu dan Tempat Pelatihan 1. Waktu Pelatihan Pelatihan ini dilaksanakan selama enam hari efektif. Setiap hari terdiri atas 10 jam pertemuan dengan perincian 6 jam pelatihan di dalam kelas tatap muka dan 4 jam pertemuan studi mandiri terstruktur. 2. Tempat Pelatihan Pelatihan dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pati. Kegiatan 2 Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Proposal Perhatikan kembali cuplikan berikut. Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. Apalagi dengan pendekatan yang digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam pengembangannya, terutama dalam pemilihan materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya. Dengan demikian, terangakatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis siswa, kembali kepada peran para pengajar dalam pengajarannya. Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk dilakukan. Beberapa kaidah kebahasaan yang menandai sebuah proposal tampak di dalamnya. Di dalam tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat argumentatif. Argumen yang dimaksud, antara lain, tentang pemberlakuan kurikulum baru sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Kurikulum baru mendorong pemberdayaan peran guru pengajar dalam mengembangkan kompetensi siswa. Argumen-argumen tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu. Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat persuasif. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah penerima proposal untuk menerima ajuan itu. Misalnya, 169 Bahasa Indonesia perhatikanlah kalimat terakhir dalam cuplikan itu. Kalimat “Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk dilakukan” merupakan kalimat persuasif yang menyatakan pentingnya kegiatan yang diajukannya itu sehingga diharapkan pihak yang ditujunya bisa menerimanya. Fitur-itur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal adalah sebagai berikut. 1. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya. Istilah Kegiatan Penelitian Istilah Keilmuan Pendidikan abstrak analisis data hipotesis instrumen latar belakang metode penelitian pengolahan data penelitian lapangan pengumpulan data populasi sampel teknik penelitian afektif buku pelajaran kompetensi kurikulum materi pengajaran media belajar minat baca pembelajaran peserta didik psikologis sekolah 2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan metode penelitian. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan. 3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendeinisan, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni. 4. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua, ketiga. 5. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan, direncakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan. 6. Menggunakan kata-kata bermakna lugas denotatif. Hal ini penting guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertujupenerima proposal. Kelas XI SMAMASMKMAK 170 Tugas 1 1. Istilah-istilah di bawah ini berkenaan dengan bidang bahasa, sastra, agama, budaya, komunikasi, isika, atau biologi? Peristilahan Bidang Keilmuan a. novel b. fonem c. gamelan d. bakteri e. keterbacaan f. permintaan pasar g. gravitasi h. huruf i. sanitasi j. gurindam 2. Apa maksud dari istilah-istilah berikut? Peristilahan Pengertian a. abstrak b. biaya c. data d. fokus penelitian e. hipotesis f. kualitatif g. populasi h. random i. sampel j. statistik 3. Lakukan kegiatan berikut sesuai dengan instruksinya a. Bacalah sebuah proposal, baik di perpustakaan ataupun dari internet. b. Bersama 2–4 orang teman, identiikasilah itur-itur kebahasaan yang menandai proposal tersebut. 171 Bahasa Indonesia c. Sajikanlah proposal tersebut dalam format sebagai berikut. Judul proposal .... Pihak penyusun .... Tertuju .... Fitur Kebahasaan Kutipan Teks Pernyataan argumentatif Pernyataan persuasif Kata-kata teknis Kata kerja tindakan Kata pendeinisian Kata perincian Kata keakanan d. Adakah itur kebahasaan lainnya yang bisa menjadi penanda utama proposal tersebut? Jelaskanlah D. Merancang Sebuah Proposal Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya

8 PJU terkait memberikan arahan kepada jajaran sesuai dengan peran yang mengacu kepada UU no 6 tahun 2018, termasuk SOP tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Para Kapolda, Kapolres sampai dengan Kapolsek, dalam melakukan kegiatan agar berkoordinasi dengan Pemda, TNI dan stakeholders lainnya, serta mengajak
Kegiatan- kegiatan yang membutuhkan prosedurApa yang di maksud dengan prosedur?Merupakan cara atau tujuan untuk membuat sesuatu dengan langkah-langkah yang tepat. Tujuannya adalah membantu memahami bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu dengan prosedur1. Menetukan topik yang akan di Menuliskan Menuliskan bahan-bahan yang di Menuliskan langkah-langkah atau yang memerlukan posedur1. Kegiatan memasak, karena tidak semua orang pandai memasak, seperti membuat nasi goreng, membuat kue, dan masih banyak Kegiatan mengolah atau tata cara menggunakan barang, contoh mematikan komputer, membuat SIM, dan belajar lebih lanjut mengenai teks prosedur dapat di simak pada link berikut tambahanKelas 8 SMPMapel Bahasa IndonesiaKategori -Kata kunci Kegiatan yang mmerlukan prosedur.
Gurumemberikan soal pengayaan sebagai berikut melalui jenis2 jenis kegiatan 1)eksploratif: News sostem gerak /Penyakit kekinian pada sistem gerak 2) ketrampilan proses: belajar mandiri dengan tugas portofolio Bacalah petunjuknya dengan cermat dan lakukan sesuai instruksinya! Kunjungi google classroom Kunjungi Youtube dengan link: https Lakukankegiatan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Bacalah sebuah proposal, baik di perpustakaan ataupun dari internet. Kegiatan itu sudah kamu lakukan, bukan? Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan temuan-temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yang lengkap, jelas, dan menarik. 1.
InformasiPengumpulan laporan akhir KKN-BBM Periode 65 adlaah sebagai berikut: 1. Mahasiswa wajib mengisi google form laporan akhir yang telah disediakan LPPM sesuai dengan laporan dari masing-masing kelompok maupun individu peserta KKN. Untuk Kelompok hanya perwakilan kelompok yang melakukan pengisian google form dan untuk individu yang
a Sama dengan jurusan yang dipilih sahabat agar lebih bersemangat b. Sesuai dengan keinginan orangtua karena orangtua lebih berpengalaman c. Sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki dilihat dari nilai nilai yang diperoleh sejak SD dan SMP d. Jurusan yang paling banyak direbutkan oleh siswa di sekolah tersebut 9. ManajemenMedia Online. Dalam dokumen INOVASI TRIBUN TIMUR DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (Halaman 58-70) Saat ini internet telah merubah ruang berita. Berita-berita lebih mudah didapat, lebih cepat, dan penyebarannya lebih luas. Pada era media online sekarang ini memaksa juenalisme untuk selalu update terhadap informasi sesuai dengan reportasenya. Karenaharimau sumatra adalah perenang yang ulung dan binatang buruan mereka biasanya tidak mahir berenang. Istilah kegiatan (penelitian) istilah keilmuan (pendidikan) abstrak analisis data hipotesis instrumen latar belakang metode penelitian pengolahan data penelitian. 4 fitur kebahasaan penanda proposal. Bacalah penggalan proposal berikut ini! .
  • 7ymleh30lo.pages.dev/651
  • 7ymleh30lo.pages.dev/888
  • 7ymleh30lo.pages.dev/61
  • 7ymleh30lo.pages.dev/890
  • 7ymleh30lo.pages.dev/456
  • 7ymleh30lo.pages.dev/976
  • 7ymleh30lo.pages.dev/455
  • 7ymleh30lo.pages.dev/821
  • 7ymleh30lo.pages.dev/545
  • 7ymleh30lo.pages.dev/245
  • 7ymleh30lo.pages.dev/734
  • 7ymleh30lo.pages.dev/58
  • 7ymleh30lo.pages.dev/616
  • 7ymleh30lo.pages.dev/212
  • 7ymleh30lo.pages.dev/413
  • lakukan kegiatan berikut sesuai dengan instruksinya